Kamis, 26 Juni 2025

UROLITHIASIS PADA ANJING

 




Urolithiasis merupakan diagnosis umum pada anjing dengan penyakit saluran kemih bagian bawah yang berupa pembentukan sedimen yang sulit larut di dalam saluran perkencingan. Beberapa mineral pembentuk urolit antara lain fosfat, kalsium, oksalat, urat, sistin, karbonat dan silika. Salah satu jenis batu yang paling umum terjadi pada anjing, terutama pada betina adalah struvite. Struvite paling sering terbentuk di kandung kemih atau uretra anjing akibat infeksi saluran kemih dan perubahan pH urin. Gejala klinisnya berupa gejala ISK, antara lain sering buang air kecil atau berdarah.

Kasus Struvite pada Anjing

Pada anjing, batu struvite biasanya disebabkan oleh ISK dan bakteri penghasil urease. Kristal struvite terbentuk ketika pH urin menjadi lebih basa dan pekat sehingga mendorong pertumbuhan kristal struvite. Semakin lama semakin banyak kristal yang terbentuk dan saling menempel sampai membentuk batu. Batu struvite lebih sering terjadi pada anjing muda, betina, dan ras kecil, meskipun ukuran atau ras anjing apa pun dapat terinfeksi.

Gejala Klinis

Beberapa anjing mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun, tetapi gejala klinis yang paling umum termasuk hematuria (pipis berdarah), peningkatan frekuensi buang air kecil, mengejan untuk buang air kecil, dan kencing sembarangan di rumah. Dalam beberapa kasus, batu struvite dapat menyebabkan penyumbatan saluran kemih dengan menghalangi urin keluar dari kandung kemih atau uretra. Sedangkan gejala lanjutannya antara lain muntah, sakit perut, lesu, dehidrasi, dan potensi pecahnya kandung kemih.

Obstruksi saluran kemih berpotensi mengancam jiwa dan dianggap sebagai keadaan darurat medis. Seperti kasus pada anjing Candy (betina/ 9 tahun) datang ke klinik hewan Awal Care Jatibening. Anjing Candy datang dengan keluhan pipis berdarah, pipis sembarangan dan sedikit-sedikit, serta penurunan nafsu makan yang signifikan.


Diagnosa

Saat pemeriksaan umum dokter hewan dapat meraba batu yang berada di kantong pipis hewan anda jika ukurannya cukup besar atau banyak. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan pendukung termasuk; Abdominal x-ray atau USG, urinalysis, urolith analysis, dan cek darah.

Pada anjing Candy saat perabaan di bagian abdomen teraba ada batu dalam jumlah yang sangat banyak. Hal ini didukung dengan hasil pemeriksaan menggunakan x-ray serta darah seperti di bawah ini.


Bagaimana Treatment Urolithiasis pada Anjing?

Batu struvite dapat diobati secara medis dengan antibiotik dan diet terapeutik untuk melarutkan batu, seperti Hill’s c/d, Royal Canin Urinary SO, dan Purina Pro Plan UR. Diet ini bertujuan untuk mengurangi kadar magnesium, fosfor dan protein. Makanan tersebut juga membantu mengasamkan dan mengencerkan urin. Melarutkan batu struvite bisa efektif dalam 8-12 minggu atau lebih cepat. Jika batu tidak larut seluruhnya atau terdapat risiko penyumbatan saluran kemih, pembedahan kandung kemih untuk mengangkat batu (cystotomy) mungkin diperlukan.

Pada kasus anjing Candy, karena jumlah batu yang sangat banyak maka diputuskan untuk dilakukan operasi cystotomy. Dari hasil operasi di dapatkan batu urolith dengan jenis struvite dengan estimasi 36gr.

Pasca Operasi Anjing Candy

Dari hasil x-ray pasca operasi anjing candy terlihat kantung pipis dan saluran uretra sudah bersih dari akumulasi urolith. Beberapa hari pasca operasi frekuensi dan konsistensi pipis jauh membaik, tidak terlihat ada darah di pipisnya, serta napsu makannya mulai membaik. Pasca recovery anjing Candy disarankan untuk melakukan medical checkup rutin per enam bulan. Setelah pulang ke rumah tidak ada laporan relapse dan anjing candy dapat beraktivitas normal kembali serta tetap melakukan diet yang benar untuk menghindari kondisi relapse.






Sabtu, 07 Juni 2025

Canine Parvo Virus pada Anjing Puppy

 







ETIOLOGI

Canine Parvo Virus (CPV) adalah penyakit virus yang menyerang saluran pencernaan bersifat akut yang menular dan ganas. Biasanya menyerang pada anak anjing dibawah umur 1 tahun karena belum divaksinasi atau vaksinasi tidak lengkap. Penularan canine parvo virus melalui kontak dengan feses anjing yang terinfeksi atau permukaan yang terkontaminasi, sehingga virus masuk ke dalam tubuh melalui jalur oral. Waktu inkubasi penyakit virus ini berkisar 3 hingga 7 hari diikuti oleh periode penyakitnya.

GEJALA KLINIS

·         Tidak nafsu makan

Infeksi yang berinkiubasi membuat nafsu makan hilang dan ketidak nyamanan disaluran perncernaan

·         Lemas

Tidak ada asupan makanan maupun minuman yang masuk serta hilangnya cairan tubuh dikarenakan muntah dan diare

·         Muntah

Penyerangan virus selama masa inkubasi

·         Diare

Penyerangan virus selama berinkubasi di usus yang membuat kerusakan di mukosa usus sehingga sering terjadi diare berdarah

·         Demam

Respon infeksi yang sedang menyerang sehingga membuat peningkatan suhu tubuh

·         Dehidrasi

Respon muntah dan diare yang muncul bersamaan sehingga tubuh kehilangan cairan yang banyak, dimana akan membuat penurunan suhu tubuh

DIAGNOSA

Untuk melakukan diagnosa canine parvo virus dapat dilakukan dengan:

1.      Mencari informasi tentang anjing tersebut dan status vaksinnya

2.      Melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh

3.      Pemeriksaan hematologi

TREATMENT

Treatment yang diberikan untuk penyakit canine parvo virus adalah

-  Antibiotik untuk melawan infeksinya

-  Antimuntah untuk mencegah respon muntah

-  Infus untuk memenuhi cairan tubuh yang hilang

-  Vitamin

PENCEGAHAN

Untuk mencegah terinfeksi canine parvo virus pada anjing perlu dilakukan vaksinasi yang rutin, hindari kontak dengan anjing lain atau anjing liar yang tidak diketahui status kesehatannya dan pemeliharaan lingkungan yang bersih tidak ada anjing buang air besar sembarangan.

KESIMPULAN

Canine Parvo Virus (CPV) adalah penyakit virus yang menyerang saluran pencernaan bersifat akut yang menular dan ganas pada anak anjing dibawah umur 1 tahun. Gejala yang muncul biasanya tidak nafsu makan, lemas, muntah, diare, demam dan dehidrasi. Biasanya terjadi pada anak anjing yang belum vaksin, status vaksin yang tidak lengkap atau kontak dengan anjing liar. Apabila adanya gejala anjing di rumah tersebut segera bawa anjing anda ke dokter hewan agar bisa ditangani dengan tepat dan cepat.

Selasa, 03 Juni 2025

Amputasi Ekor Pada Kucing Yang Mengalami Nekrosa

 


                                              


Anamnesa

Nama kucing : Buna, ras : mix persia, usia : 11 tahun, datang pada tanggal 21 Februari 2025 dibawa oleh pemilik setelah dirawat beberapa hari di klinik hewan lain pasca kecelakaan kelindas kenderaan bermotor.

Pemeriksaan Fisik

Berat badan 3.40 Kg, suhu tubuh demam dengan temperatur 40.10 C. Bagian pangkal ekor bengkak dan saat di palpasi berisi cairan. Hampir seluruh bagian ekor tampak lebam (kebiruan) serta bau. Jaringan mengalami nekrosa di indikasikan hilangnya rasa sakit pada ekor. Buna terlihat lemas dan badannya sedikit kotor saat diperiksa.

Pendahuluan

Amputasi berasal dari kata “amputare”, dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian. Bedah amputasi memiliki tujuan untuk menghilangkan gejala, memperbaiki fungsi, dan menyelamatkan atau memperbaiki kualitas hidup pasien dan mengakibatkan cacat menetap.

Prosedur amputasi dilakukan untuk menghilangkan dan mencegah infeksi yang lebih parah menjalar ke bagian tubuh yang masih sehat. Prosedur ini merupakan jalan terakhir untuk menyelamatkan nyawa pasien dimana sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh pasien secara utuh atau merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi. Dalam prosesnya, amputasi akan dilakukan pemotongan bagian tubuh dengan sekaligus melakukan pengangkatan jaringan-jaringan yang mengalami kerusakan.

Tindakan amputasi tentunya melibatkan beberapa sistem tubuh seperti sistem integumen, sistem syaraf, muskuloskeletal dan sistem cardiovaskuler. Risiko tingkat lanjut akan muncul perubahan prilaku dan tak jarang menimbulkan depresi dan penurunan produktifitas pada pasien.

Tindakan amputasi dapat dilakukan pada kondisi trauma berat atau dengan penyakit vaskuler perifer, akibat dari cedera seperti fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki., kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki, adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konsevatif.


Gejala Klinis

Berdasarkan anamnesa, owner menerangkan bahwa kucingnya seminggu lalu mengalami kecelakaan kelindas kenderaan bermotor. Dengan segera owner membawa ke klinik hewan terdekat, lalu mendapatkan perawatan beberapa hari di klinik tersebut dengan diagnosa sementara cidera traumatis, tulang ekor mengalami patah.

Pasca perawatan tersebut terlihat pembengkakan pada pangkal ekor, dan Buna terlihat sangat kesakitan saat berjalan, dan ekor terlihat tidak bisa digerakkan. Demam, Nafsu makan yang menurun, mendorong owner untuk memeriksa lanjutan pada cidera tulang yang dialami Buna.

Kemudian, owner membawa kucing Buna ke klinik hewan Awal Care dalam keadaan kotor dan lemas. Saat dilakukan pemeriksaan terlihat pembengkakan di pangkal ekor. Palpasi menunjukkan terdapat akumulasi cairan dibawah bagian yang bengkak. Buna juga menunjukkan gejala depresi dan stres ditandai dengan sikap waspada dan tidak nyaman dengan menggeram dan memberikan perlawanan saat dilakukan pemeriksaan. Suhu tubuh juga demam diakibat terjadi peradangan.

Saat dilakukan pemeriksaan ekor, teraba kondisi ekor lembek, benyek mulai membusuk, dan saat berjalan ekor terkulai tidak memberikan respon. Jaringan kulit di bagian ekor terlihat hemoragi dan 90% berwarna lebam (kebiruan) sebagai tanda- tanda kematian jaringan ( nekrosa).

Diagnosis

Berdasarkan gejala klinis, ekor kucing Buna mengalami Infeksi disertai nekrosa jaringan pasca cidera tulang yang patah akibat traumatis. Dilakukan juga pemeriksaan penunjang radiologi dan hematologi.

Adapun pemeriksaan hematologi dilakukan guna mengevaluasi gambaran darah lengkap sebagai acuan sebelum melakukan tindakan operasi amputasi untuk meminimalisir resiko saat operasi dan pasca operasi.

Operasi Amputasi

Persiapan operasi

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan, termasuk pemeriksaan hematologi. Sebelum dilakukan operasi perlu melakukan beberapa persiapan sebagai berikut :

     ·    Hewan dipuasakan paling kurang selama 6 jam.

·  Untuk memastikan kondisi hewan tidak dehidrasi sebelum, saat operasi, dan pasca operasi, dianjurkan pemberian fluid terapi dengan pemasangan infus Nacl/ RL.

· Aseptik jaringan yang mengalami nekrosis atau yang mulai membusuk menggunakan larutan antiseptic seperti Alkohol 70%, Chlrohexidine , H2O2 3% untuk membersihkan dan meghilangkan resiko infeksi di sekitar area permukaan.

         ·  Cukur bulu disekitar area permukaan jaringan yang mengalami nekrosis dan area bagian yang akan di amputasi, untuk memastikan area permukaan tersebut steril.

      ·    Pemberian injeksi antibiotik bisa untuk mencegah infeksi sekunder.

·  Perlu memastikan kepada owner segala resiko baik saat operasi maupun pasca operasi

·    Jika kondisi hewan anemia berat, persiapkan kantong darah untuk tranfusi darah.

·     Pada kucing Buna, kondisi tampak masih baik dan siap untuk dilakukan tindakan amputasi.

      ·    Operasi dilakukan sesuai SOP.




Pasca operasi

Selama masa perawatan dan pemulihan pasca operasi, terapi pengobatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

     ·         Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.

     ·         Untuk memastikan kondisi hewan tidak dehidrasi diberikan infus Nacl/ RL.

·         Dressing luka 2 kali sehari menggunakan Chlrohexidine , untuk membersihkan dan meghilangkan resiko infeksi di sekitar area luka operasi.

           ·         Luka operasi juga diberikan salep kulit, untuk membantu mempercepat kesembuhan luka

     ·         Pemberian NSAID mencegah terjadinya inflamasi

·         Antipirekti diberikan jika kondisi suhu tubuh mengalami demam sesuai dosis yang dianjurkan.

           ·         Pemberian multivitamin seperti B Komplex, dan pakan recovery sangat membantu proses pemulihan.

     ·         Pemberian analgesik sesuai dosis yang dianjurkan

·         Lakukan pemeriksaan hematologi guna mengevaluasi gambaran darah lengkap pasca operasi

 

Kesimpulan


·   Tindakan amputasi dilakukan untuk menghilangkan dan mencegah infeksi yang lebih parah menjalar ke bagian tubuh yang masih sehat.

·    Amputasi merupakan jalan terakhir untuk menyelamatkan nyawa pasien dimana sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan metode lain, atau manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan pasien.

·    Pemotongan atau pengangkatan bagian tubuh bisa dilakukan sekaligus secara utuh atau sebagian pada jaringan-jaringan yang mengalami kerusakan.

·    Prosedur pengangkatan atau pemotongan harus dilakukan dengan sangat teliti dan steril, untuk menghindari komplikasi pasca operasi amputasi.

·    Perawatan post operasi dan pasca operasi sangat banyak membantu tingkat keberhasilan dalam proses kesembuhan.

·    Tidak jarang kucing atau anjing tampak mengalami perubahan prilaku pasca tindakan amputasi (sebagai contoh : amputasi pada bagian extremitas). Oleh karena itu, perhatian lebih dari owner sangat diperlukan pada kondisi seperti tersebut.