Sabtu, 26 Oktober 2024

Canine Parvo Virus (CPV)

 


Etiologi

Canine Parvo Virus (CPV) yang biasa dikenal dengan penyakit parvo, merupakan penyakit virus yang sangat menular pada anjing. Parvo sangat berpotensi sangat mematikan  terutama pada anak anjing dan anjing dewasa usia di bawah 20 bulan. Penyakit  ini menimbulkan  masalah gastroenteritis hingga komplikasi perdarahan pada usus. Penyakit parvo menyebar dari anjing ke anjing melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan kotoran yang terkontaminasi virus parvo.

Kejadian infeksi parvo bisa saja muncul secara cepat dan tiba tiba saat setelah anjing terpapar. Masa inkubasi parvo dalam tubuh anjing bisa berlangsung 3 sampai 8 hari. CPV ini menyerang sel – sel yang cepat membelah misalnya sel usus, sumsum tulang dan jaringan limpa dan menyebabkan terjadinya nekrosa kripta usus diikuti mukosa usus yang kollaps kemudian terjadi leukopenia dan limfopenia. Pada infeksi parah, 91% akan mengalami kematian dalam 24 hingga 72 jam jika tidak diberikan penanganan medis.

3 hingga 5 hari setelah infeksi, virus akan keluar melalui feses hingga 3 minggu, dan anjing bisa tetap menjadi pembawa virus tanpa gejala dan akan mengeluarkan virus tersebut secara berkala. Infeksi virus ini biasanya lebih mematikan jika inangnya terinfeksi cacing atau parasit usus lainnya. Sebelumnya, virus ini dianggap tidak mengalami infeksi lintas spesies. Namun, beberapa penelitian untuk strain yang berbeda ( CPV2) mengalami pergeseran mutasi dilaporkan dapat menginfeksi mamalia lain musang, rubah, dan kucing (berbeda dengan Feline Panleukopenia Virus). Kematian terjadi khususnya pada anak anjing disebabkan karena dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dan diikuti dengan syok endotoksik.

Anamnesa

Nama anjing : Brodi , ras : mix terrier, usia : tidak diketahui ( perkiraan dibawah 1 tahun), datang pada tanggal 24 September 2024 dibawa oleh pemilik setelah diperiksa dari klinik lain positif  CPV Ag  rapid test.

Pemeriksaan Fisik

Berat badan 5.60 Kg, suhu tubuh demam dengan temperatur 39.80C, mukosa atau selaput lendir pucat. Terlihat lemas dan badannya sedikit kotor saat diperiksa.

Gejala Klinis

Anjing dewasa maupun anak anjing yang terinfeksi parvo akan menunjukkan gejala yang bervariasi mulai seperti : menurunnya nafsu makan, mual hingga muntah, terlihat lesu dan lemah, demam terkadang juga hypothermia , diare hingga berdarah, serta dehidrasi.

Pada saat pemeriksaan anjing Brodi juga menunjukkan gejala depresi dan stres ditandai dengan sikap waspada dan tidak nyaman dengan menggeram dan memberikan perlawanan. Saat dilakukan pengecekan temperatur, terlihat adanya feces yang lembek kekuningan namun belum bercampur darah (belum kecoklatan)  Anak anjing dibawah 8 minggu yang terinfeksi terkadang tidak menunjukkan gejala dan tidak jarang ditemukan mati mendadak, CPV tipe ini menyerang jantung.

Diagnosis

Jika dilihat berdasarkan gelaja klinis, CPV atau penyakit parvo memiliki gejala yang hampir sama dengan penyakit gastroenteritis lain yang disebabkan oleh parasit, infeksi bakteri, dan infeksi virus lain seperti contoh corona virus. Pada masa sekarang, untuk penegakan diagnosa dapat menggunakan test rapid antigen CPV, namun untuk hasil yang lebih sensitif perlu dikonfirmasi dengan test PCR.

Pada kasus anjing Brodi, tidak dilakukan pemeriksaan Hematologi, karena pada saat pemerisaan pasien depresi serta ketakutan. Hanya berdasarkan hasil test Rapid yang sudah oleh pemilik.

Pengobatan dan Pencegahan

Dalam penanganan parvo, perlu dilakukan tindakan pengobatan berdasarkan simptomatis dan supportif.

·         Terapi cairan intravena (IV) diberikan untuk mengisi kembali cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah dan diare. Pemberian NaCl 0,9% 40 mg/kg BB per hari. Perlu pengawasan selama terapi cairan diberikan, menghindari terjadinya kelebihan cairan.

·         Pemberian anti mual dan muntah, serta anti diare agar dehidrasi pada anjing tidak bertambah parah. Berikan antiemetik, metoklopramide 0.5 mg/kg BB i.m/sc dapat di ulang setiap 8 jam dan kaolin-pectin 1 tablet (dengan perkiraan pectin 100mg/ ekor per hari) sebagai anti diare. Hentikan pemberian jika gejala mual, muntah dan diare sudah berhenti.

Support vitamin dan pemberian makanan khusus ( gastrointestinal diet) untuk membantu mengurangi gejala gastroenteritis yang muncul. Dapat diberikan vitamin A, D, E  sebagai anti oksidan serta berfungsi melapisi permukaan usus dan Ciano Cobalamin (B12) untuk mengurangi resiko anemia. Pada situasi ini

·         anjing Brodi dalam 2 hari pasca perawatan perlu dibantu makan dengan cara disuap, hari berikutnya Brodi sudah mau makan sendiri tanpa dibantu suap.

·         Terapi antibiotik bisa diberikan untuk mencegah infeksi bakteri sekunder. Dapat diberikan antibiotik berspektrum luas seperti enrofloxacin 10 mg/kg BB i.m/ s.c setiap  24 jam. Pemberian antibiotik bisa di split setiap 12 jam 5 mg/kg BB.

·         Berikan antipiretik jika diperlukan, sesuai dosis yang dianjurkan.

·         Untuk menghindari reaksi alergi akibat pengobatan dan proses peradangan yang terjadi, perlu dipertimbangkan agar menggunakan obat antihistamin,  dipenhidramin 2-4 mg/kg BB p.o, i.m dengan memperhatikan kondisinya secara umum.

·         Dalam kondisi anemia berat, anjing perlu menerima tranfusi darah. Untuk tindakan ini perlu koreksi hematologi selama masa perawatan sebagai acuan.

        Pemberian obat antivirus untuk parvo sangat jarang diberikan, dikarenakan masa inkubasinya sangat singkat sementara tingkat infeksinya relatif cepat. 

Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah penyakit parvo. Pastikan anjing mendapatkan vaksin canine parvo virus secara berkala. Vaksin pertama anak anjing diberikan saat anjing berusia 6–8 minggu, kemudian diikuti dengan booster 2 dosis dalam jarak 2–4 minggu. Sementara pada anjing dewasa, vaksinasi cpv cukup diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak 2–4 minggu.

Namun, pencegahan parvo pada anjing juga perlu dilakukan dengan menjaga kebersihan serta sanitasi lingkungan. Berikut beberapa cara menghilangkan virus parvo di rumah.

  • Gunakan larutan desinfektan untuk membunuh virus pada permukaan perabotan rumah. Pilihlah desinfeksitan yang telah banyak direkomendasikan.
  • Cuci peralatan anjing, tempat tidur, tempat makan dan minum, serta mainan anjing dengan air panas.
  • Vakum secara menyeluruh area dan perabotan rumah, termasuk karpet, sofa, dan benda lain yang mungkin terkontaminasi.
  • Isolasi anjing yang sedang sakit untuk mencegah penyebaran virus parvo ke anjing lain di rumah.
  • Jaga kebersihan dan rutin mencuci tangan dan mengganti pakaian setelah pergi ke luar rumah.


Kesimpulan

  • Penyakit parvo adalah penyakit anjing yang disebabkan oleh infeksi virus canine parvovirus (CPV).
  • Gejala parvo pada anjing pada umumnya meliputi muntah, lemas, diare berdarah, serta dehidrasi parah.
  • Pengobatan untuk penyakit ini fokus pada perawatan suportif untuk mengelola gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kekebalan tubuh anjing.
  • Pencegahan terbaik adalah dengan memberikan vaksinasi sesuai jadwal, menjaga kebersihan lingkungan dengan desinfektan, dan mengisolasi anjing yang terinfeksi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar