Etiologi
Canine Parvo Virus (CPV) yang biasa dikenal dengan penyakit
parvo, merupakan penyakit virus yang sangat menular pada anjing. Parvo sangat
berpotensi sangat mematikan terutama pada
anak anjing dan anjing dewasa usia di bawah 20 bulan. Penyakit ini menimbulkan masalah gastroenteritis hingga
komplikasi perdarahan pada usus. Penyakit parvo menyebar dari anjing ke anjing
melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan kotoran yang terkontaminasi
virus parvo.
Kejadian infeksi parvo bisa saja muncul secara cepat dan
tiba tiba saat setelah anjing terpapar. Masa inkubasi parvo dalam tubuh anjing
bisa berlangsung 3 sampai 8 hari. CPV ini menyerang sel – sel yang cepat
membelah misalnya sel usus, sumsum tulang dan jaringan limpa dan menyebabkan
terjadinya nekrosa kripta usus diikuti mukosa usus yang kollaps
kemudian terjadi leukopenia dan limfopenia. Pada infeksi parah,
91% akan mengalami kematian dalam 24 hingga 72 jam jika tidak diberikan
penanganan medis.
3 hingga 5 hari setelah infeksi, virus akan keluar melalui feses hingga 3
minggu, dan anjing bisa tetap menjadi pembawa virus tanpa gejala dan akan
mengeluarkan virus tersebut secara berkala. Infeksi virus ini biasanya
lebih mematikan jika inangnya terinfeksi cacing atau parasit usus lainnya. Sebelumnya, virus ini
dianggap tidak mengalami infeksi lintas spesies. Namun, beberapa penelitian
untuk strain yang berbeda ( CPV2) mengalami pergeseran mutasi dilaporkan
dapat menginfeksi mamalia lain musang, rubah, dan kucing (berbeda dengan Feline
Panleukopenia Virus). Kematian terjadi khususnya pada anak anjing disebabkan
karena dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dan diikuti dengan syok
endotoksik.
Anamnesa
Nama anjing : Brodi , ras : mix terrier, usia
: tidak diketahui ( perkiraan dibawah 1 tahun), datang pada tanggal 24
September 2024 dibawa oleh pemilik setelah diperiksa dari klinik lain positif
CPV Ag
rapid test.
Pemeriksaan
Fisik
Berat
badan 5.60 Kg, suhu tubuh demam dengan temperatur 39.80C, mukosa
atau selaput lendir pucat. Terlihat lemas dan badannya sedikit kotor saat
diperiksa.
Gejala
Klinis
Anjing dewasa maupun anak anjing yang terinfeksi parvo akan
menunjukkan gejala yang bervariasi mulai seperti : menurunnya nafsu makan, mual
hingga muntah, terlihat lesu dan lemah, demam terkadang juga hypothermia
, diare hingga berdarah, serta dehidrasi.
Pada saat pemeriksaan anjing Brodi juga menunjukkan gejala depresi dan stres ditandai dengan sikap waspada dan tidak nyaman dengan menggeram dan memberikan perlawanan. Saat dilakukan pengecekan temperatur, terlihat adanya feces yang lembek kekuningan namun belum bercampur darah (belum kecoklatan) Anak anjing dibawah 8 minggu yang terinfeksi terkadang tidak menunjukkan gejala dan tidak jarang ditemukan mati mendadak, CPV tipe ini menyerang jantung.
Diagnosis
Jika dilihat berdasarkan gelaja klinis, CPV atau penyakit
parvo memiliki gejala yang hampir sama dengan penyakit gastroenteritis lain
yang disebabkan oleh parasit, infeksi bakteri, dan infeksi virus lain seperti contoh
corona virus. Pada masa sekarang, untuk penegakan diagnosa dapat menggunakan
test rapid antigen CPV, namun untuk hasil yang lebih sensitif perlu
dikonfirmasi dengan test PCR.
Pada kasus anjing Brodi, tidak dilakukan pemeriksaan
Hematologi, karena pada saat pemerisaan pasien depresi serta ketakutan. Hanya
berdasarkan hasil test Rapid yang sudah oleh pemilik.
Pengobatan
dan Pencegahan
Dalam penanganan parvo, perlu dilakukan tindakan pengobatan
berdasarkan simptomatis dan supportif.
·
Terapi
cairan intravena (IV) diberikan untuk mengisi kembali cairan dan elektrolit
yang hilang akibat muntah dan diare. Pemberian NaCl 0,9% 40 mg/kg BB per hari.
Perlu pengawasan selama terapi cairan diberikan, menghindari terjadinya
kelebihan cairan.
·
Pemberian
anti mual dan muntah, serta anti diare agar dehidrasi pada anjing tidak
bertambah parah. Berikan antiemetik, metoklopramide 0.5 mg/kg BB i.m/sc dapat
di ulang setiap 8 jam dan kaolin-pectin 1 tablet (dengan perkiraan pectin 100mg/
ekor per hari) sebagai anti diare. Hentikan pemberian jika gejala mual, muntah
dan diare sudah berhenti.
Support vitamin dan pemberian makanan khusus ( gastrointestinal diet) untuk membantu mengurangi gejala gastroenteritis yang muncul. Dapat diberikan vitamin A, D, E sebagai anti oksidan serta berfungsi melapisi permukaan usus dan Ciano Cobalamin (B12) untuk mengurangi resiko anemia. Pada situasi ini
·
anjing
Brodi dalam 2 hari pasca perawatan perlu dibantu makan dengan cara disuap, hari
berikutnya Brodi sudah mau makan sendiri tanpa dibantu suap.
·
Terapi
antibiotik bisa diberikan untuk mencegah infeksi bakteri sekunder. Dapat
diberikan antibiotik berspektrum luas seperti enrofloxacin 10 mg/kg BB i.m/ s.c
setiap 24 jam. Pemberian antibiotik bisa
di split setiap 12 jam 5 mg/kg BB.
·
Berikan
antipiretik jika diperlukan, sesuai dosis yang dianjurkan.
·
Untuk
menghindari reaksi alergi akibat pengobatan dan proses peradangan yang terjadi,
perlu dipertimbangkan agar menggunakan obat antihistamin, dipenhidramin 2-4 mg/kg BB p.o, i.m dengan
memperhatikan kondisinya secara umum.
·
Dalam
kondisi anemia berat, anjing perlu menerima tranfusi darah. Untuk tindakan ini
perlu koreksi hematologi selama masa perawatan sebagai acuan.
Pemberian obat antivirus untuk parvo sangat jarang diberikan, dikarenakan masa inkubasinya sangat singkat sementara tingkat infeksinya relatif cepat.
Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah penyakit
parvo. Pastikan anjing mendapatkan vaksin canine parvo virus secara
berkala. Vaksin pertama anak anjing diberikan saat anjing berusia 6–8 minggu,
kemudian diikuti dengan booster 2 dosis dalam jarak 2–4 minggu. Sementara
pada anjing dewasa, vaksinasi cpv cukup diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak
2–4 minggu.
Namun, pencegahan parvo pada anjing juga perlu dilakukan
dengan menjaga kebersihan serta sanitasi lingkungan. Berikut beberapa cara
menghilangkan virus parvo di rumah.
- Gunakan
larutan desinfektan untuk membunuh virus pada permukaan perabotan rumah. Pilihlah
desinfeksitan yang telah banyak direkomendasikan.
- Cuci
peralatan anjing, tempat tidur, tempat makan dan minum, serta mainan
anjing dengan air panas.
- Vakum
secara menyeluruh area dan perabotan rumah, termasuk karpet, sofa, dan
benda lain yang mungkin terkontaminasi.
- Isolasi
anjing yang sedang sakit untuk mencegah penyebaran virus parvo ke anjing
lain di rumah.
- Jaga kebersihan dan rutin mencuci tangan dan mengganti pakaian setelah pergi ke luar rumah.
Kesimpulan
- Penyakit
parvo adalah penyakit anjing yang disebabkan oleh infeksi virus canine
parvovirus (CPV).
- Gejala
parvo pada anjing pada umumnya meliputi muntah, lemas, diare berdarah,
serta dehidrasi parah.
- Pengobatan
untuk penyakit ini fokus pada perawatan suportif untuk mengelola gejala,
mencegah komplikasi, dan meningkatkan kekebalan tubuh anjing.
- Pencegahan
terbaik adalah dengan memberikan vaksinasi sesuai jadwal, menjaga
kebersihan lingkungan dengan desinfektan, dan mengisolasi anjing yang
terinfeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar