Jumat, 31 Mei 2024

Feline Infectious Peritonitis (FIP) Virus Basah Pada Kucing Abu

 

Etiologi

Kucing merupakan salah satu hewan kesayangan yang banyak disukai orang karena tingkahnya yang lucu, gemes dan mudah dipelihara. Tetapi jumlah populasi kucing yang semakin banyak akan berpengaruh dengan kualitas kesehatan kucing. Banyaknya penyakit kucing yang bisa menularkan ke sesama kucing dan manusia. Feline infectious peritonitis (FIP) atau peritonitis menular pada kucing merupakan penyakit viral umumnya fatal pada berbagai jenis kucing, disebabkan oleh Feline corona virus (FCoV) dari genus Alphacoronavirus, famili Coronaviridae (Widhyari et al., 2018). Ada dua serotype FCoV yaitu serotipe I dan II.

Penyebaran utamanya melalui litter box, debu, atau kotoran lain yang terkontaminasi FECV. Pada beberapa kasus malahan tidak menimbulkan tanda klinis sama sekali. Ini yang sering membuat pemilik kucing tidak sadar bahwa kucingnya sudah terinfeksi FECV. Kucing yang terinfeksi FECV tanpa gejala bisa menularkan virus ke kucing lain yang sehat. Entah karena mereka menjilati bulu yang terkena partikel kotor, menggunakan tempat makan yang sama, atau menyentuh litter box.

Tipe basah dicirikan oleh adanya akumulasi cairan di dalam rongga abdomen, rongga dada, atau keduanya. Kucing yang rongga dadanya terakumulasi cairan menyebabkan sulit bernafas, sedangkan kucing dengan cairan dalam rongga abdomen menunjukkan adanya pembesaran abdomen secara progresif. Penyakit tipe basah ini berjalan cepat dan perut kucing akan membuncit karena penimbunan cairan di dalam dada dan perut (Widhyari etal., 2018). Tipe "dry form" atau noneffusive (kering), melibatkan sel darah putih dalam jaringan, dan merupakan respon radang dalam jaringan tersebut. Biasanya organ yang terserang mata, sistem syaraf pusat, liver dan ginjal dsb.



Gejala Klinis

Pasien datang pada tanggal 27 April 2024 jenis hewan kucing bernama Abu umur 3 tahun yang hidupnya semi indoor atau kadang suka keluar rumah, dimana abu sering bertemu dengan banyak kucing liar diluar rumah teramati perutnya semakin membesar terlihat seperti buncit, nafsu makannya semakin menurun tiap hari dan biasanya aktif sekarang lemas. Saat pemeriksaan di ruang poli berat badan abu 3,8 kg mengalami peningkatan suhu 39,8 ̊C, dengan body condition score (BCS) 3 (tiga), saat dilakukan inspeksi dan palpasi abdomen hasilnya terjadi distensi abdominal, turgor kulit lebih dari 2 detik atau lambat yang menandakan dehidrasi dan mukosa mulut terlihat agak pucat.

Diagnosis 

Diagnosa FIP dapat melalui anamnesa, gejala klinis, pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan serologis, ultrasonografi, radiografi, dan analisis darah (kimia darah dan whole blood). Saat menjelaskan kondisi kucing Abu saat ini dimana penyakit yang diduga mengarah ke feline infectious peritonitis (FPIV) virus lebih kuat dilihat dari gejala dan hasil pemeriksaan kepada pemilik. Kucing Abu disarankan untuk melakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan darah lengkap (hematologi dan kimia darah), rapid test FIPV dan abdominocentesis untuk mengetahui apakah diagnosa meneguhkan diagnose penunjangnya. Pemeriksaan Darah Lengkap (Hematologi dan Kimia Darah)

Hasil Cek Darah          

Rapid Test FIP 

Rapid Test FIP bertujuan untuk mendeteksi antibodi Immunoglobulin M (IgM) dan Immunoglobulin G (IgG) dalam darah yang terbentuk ketika terpapar FIP. IgM muncul terlebih dahulu, menjadi tanda awal infeksi. IgG keluar kemudian, timbul reaksi yang lebih spesifik dan lebih kuat terhadap virus. Spesimen (darah/ serum/ plasma) dimasukkan ke dalam alat uji dan diserap dengan sistem kapilaritas, bercampur dengan konjugat pewarna antigen FIP dan mengalir melintasi membran yang telah dilapisi sebelumnya. Menunjukan hasil positif jika level antibody FIP pada sampel berada pada atau di atas batas deteksi tes, sehingga muncul warna pada pita uji (T), sedangkan ketika tingkat antibodi FIP dalam sampel nol atau di bawah batas target, pita uji (T) tidak berwarna, ini menunjukkan hasil negatif (Levy dan Staci, 2014). Hasil rapid test FIP abu menunjukkan hasil positif terlihat munculnya warna pada pita uji (T).

Hasil RAPID TEST FIP

Abdominocentesis 

Pengambilan cairan.
Abdominocentesis merupakan teknik pengambillan cairan dari rongga abdomen. Pengambilan cairan ini dapat dilakukan dengan posisi berdiri ataupun lateral recumbency (Kusumawardhani et al., 2019). Koleksi akumulasi abdominal bertujuan untuk menganalisis keberadaan bakteri, adanya kandungan protein, dan perdarahan (Regmi dan Shah, 2017). Sebelum dilakukan koleksi, daerah abdomen dicukur dan disterilisasi terlebih dahulu. Koleksi cairan abdominal dilakukan dengan menggunakan IV kateter 24G dan syringe 5 ml steril yang diinjeksikan pada rongga peritoneum dan diaspirasi secara berlahan. Hasil aspirasi cairan abdomen ditampung pada wadah steril. Hasil koleksi cairan abdomen berwarna kuning pucat dengan konsitensi cair mengental


Pencegahan 

Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini. Pengobatan yang ada masih berupa pengobatan suportif untuk mengurangi gejala dan mengurangi rasa sakit kucing. Kucing yang sakit dapat bertahan hidup 1 minggu - 1 tahun tergantung kekebalan tubuh dan keparahan penyakit. Menjaga kebersihan tinggal kucing peliharaanmu dengan cara melakukan sanitasi yang rutin . Sanitasi perlu dijaga untuk mencegah penyakit ini seperti dengan menjaga kebersihan kandang dan peralatan, dicuci dengan sabun, deterjen atau desinfektan yang bisa mengurangi resiko kontaminasi bakteri dan virus. Bahan yang murah meriah & cukup efektif adalah larutan kaporit/pemutih + 3 %. Rutinlah mengganti pasir di dalam litter box. Usahakan untuk menjemur pasir tersebut minimal 2 kali seminggu. Jaga kesehatan kucing dengan pemberian nutrisi yang cukup dan baik. Makanan yang berkualitas dan bernutrisi baik bisa membantu memperkuat kekebalan tubuhnya. Pastikan makanan kucing anda mengandung cukup protein, vitamin, dan antioksidan. Jangan biasakan kucing anda berkeliaran bebas keluar rumah, agar tidak terjadinya penularan penyakit dari kucing liar. Bawa periksa dengan rutin untuk pengecekan kesehatan. Apabila kucing peliharaan anda mengalami penurun kondisi segera bawa ke dokter hewan terdekat untuk diperiksa. 

Kesimpulan 

Berdasarkan hasil pemeriksaan pemeriksaan darah lengkap (hematologi fisik dan pemeriksaan penunjang meliputi dan kimia darah), rapid tet FIP dan abdominocentesis kucing Abu terdiagnosa Feline Infectious Peritonitis efusif (basah). Pengobatan yang diberikan memberikan hasil yang baik terhadap penurunan derajat distensi abdomen. Kucing kasus didiagnosa terinfeksi feline infectious peritonitis bentuk efusi yang ditandai dengan terjadi asites. Peneguhan diagnosa dilakukan melalui pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan sistem organ serta pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan hematologi, rontgen, ultrasonografi, biokimia darah, abdominocentesis, dan tes rivalta. Pengobatan yang diberikan memberikan hasil yang baik terhadap penurunan derajat distensi abdomen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar