ETIOLOGI
Chlamydiosis pada
kucing adalah infeksi pada mata disebabkan Chlamydophila
felis (sebelumnya disebut Chlamydia psittaci). Ini adalah penyakit yang
menginfeksi kucing di seluruh dunia. Manusia dapat terinfeksi dengan chlamydia
namun Chlamydophila felis sangat
tinggi adaptasinya pada kucing dan infeksi pada manusia akibat bersentuhan
dengan kucing sangat jarang kejadiannya.
Bakteri ini biasanya
menyebabkan peradangan pada konjungtiva tingkat rendah (radang pada bagian
mukosa mata dan kelopak mata). Pada hidung juga dapat mengalami bersin dan
menghasilkan lendir, untuk paru-paru sangat jarang terlibat. Lebih dari 30%
peradangan konjungtiva pada kucing kemungkinan disebabkan oleh Chlamydophila felis.
Kematian akibat
chlamydiosis jarang terjadi. Penyakit ini bersifat persisten, terutama pada
lingkungan yang memiliki banyak kucing, dimana hal ini menjadi masalah. Bakteri
ini dapat dibunuh dengan disinfektan dan tidak dapat bertahan lama di
lingkungan. Infeksi terjadi melalui kontak langsung dengan kucing yang
terinfeksi.
GEJALA KLINIS
Gejala klinis yang
klasik dari penyakit ini adalah adanya radang konjunctiva yang persisten. Ini
adalah peradangan pada bagian mukosa di kelopak mata dan menutupi kebeningan
bola mata. Mata dapat menjadi kemerahan dan lendir dapat berbagai bentuk mulai
dari berair hingga kental dan seperti nanah. Umunya dimulai hanya dari satu
mata, sebelum menyebar.
Beberapa minggu dan
bulan kemudian, kucing kemungkinan masih menghasilkan lendir berwarna gelap di
sekitar mata, terutama dari saluran air mata, yang perlu dibersihkan secara
berkala. Hal ini dapat menjadi masalah yang serius untuk kucing berhidung pesek
dan berbulu panjang. Gejala yang paling sering ditemukan pada masa awal
inkubasi di antaranya : bersin dan lendir di hidung, demam dan kehilangan nafsu
makan. Gejala menjadi semakin parah jika kucing menderita flu
kucing. Kematian akibat chlamydiosis jarang terjadi. Penyakit ini bersifat
persisten, terutama pada lingkungan yang banyak kucing.
DIAGNOSA
Cara mendiagnosa
kasus ini adalah dengan pemeriksaan fisik area mata.
TREATMENT
Setelah hewan teranastesi, kemudian dilakukan pencukuran pada area mata. kemudian dilakukan pemasangan infus dengan menggunakan cairan infus ringer lactat, kemudian dipasangkan drape setelah itu operator operasi melakukan prosedur operasi dengan teknik trans-palpebral yaitu menjahit pada bagian kelopak mata kemudian di jepit dengan klem, setelan itu dilakukan insisi melingkar pada bagian kelopak mata, kemudian dilakukan preparasi tumpul agar semua muskulus terpisah yang meliputi M. rectus medial, M. rectus lateral, M. rectus superior, M. rectus inferior dengan menggunakan metzembaum, kemudian bulbus oculi ditarik secara perlahan untuk menemukan M. retractor bulbi, A. retina sentralis, V. retinal sentralis, dan nervus opticus. dilakukan klem dan ligase menggunakan benang absorbel, kemudian setelah diklem potong antara dua klem untuk membuang bulbus oculi. selanjutnya dilakukan cek kebocoran, kemudian diberikan antibiotik, kemudian jahit rongga muskulus dengan menerus sederhana, dan subcutan dengan menerus sederhana, kemudian jahit kulit dengan matras silang, diberikan povidon iodine dan ditutup dengan kasa steril dan hepafix.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar