
Anamnesa
Nama kucing : Buna, ras : mix persia, usia : 11 tahun, datang pada tanggal 21 Februari 2025 dibawa oleh pemilik
setelah dirawat beberapa hari di klinik hewan lain pasca kecelakaan kelindas
kenderaan bermotor.
Pemeriksaan Fisik
Berat badan 3.40 Kg, suhu tubuh demam dengan temperatur
40.10 C. Bagian pangkal
ekor bengkak dan saat di palpasi berisi cairan. Hampir seluruh bagian ekor
tampak lebam (kebiruan) serta bau. Jaringan mengalami nekrosa di indikasikan
hilangnya rasa sakit pada ekor. Buna terlihat lemas dan badannya sedikit kotor
saat diperiksa.
Pendahuluan
Amputasi berasal dari kata “amputare”, dapat diartikan sebagai
tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian. Bedah amputasi
memiliki tujuan untuk menghilangkan gejala, memperbaiki fungsi, dan
menyelamatkan atau memperbaiki kualitas hidup pasien dan mengakibatkan cacat
menetap.
Prosedur amputasi dilakukan untuk menghilangkan dan mencegah infeksi
yang lebih parah menjalar
ke bagian tubuh
yang masih sehat.
Prosedur ini merupakan jalan terakhir untuk menyelamatkan nyawa pasien dimana sudah
tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala
kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh pasien secara utuh atau
merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.
Dalam prosesnya, amputasi akan dilakukan pemotongan bagian tubuh dengan
sekaligus melakukan pengangkatan jaringan-jaringan yang mengalami kerusakan.
Tindakan amputasi tentunya
melibatkan beberapa sistem
tubuh seperti sistem integumen, sistem syaraf,
muskuloskeletal dan sistem cardiovaskuler. Risiko tingkat lanjut akan muncul
perubahan prilaku dan tak jarang menimbulkan depresi dan penurunan
produktifitas pada pasien.
Tindakan amputasi dapat dilakukan pada kondisi trauma berat
atau dengan penyakit vaskuler perifer,
akibat dari cedera seperti
fraktur multiple organ tubuh yang
tidak mungkin dapat diperbaiki., kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin
diperbaiki, adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara
konsevatif.
Gejala Klinis
Berdasarkan anamnesa, owner menerangkan bahwa
kucingnya seminggu lalu mengalami kecelakaan kelindas
kenderaan bermotor. Dengan segera owner membawa ke klinik hewan terdekat, lalu
mendapatkan perawatan beberapa hari di klinik tersebut dengan diagnosa
sementara cidera traumatis, tulang ekor mengalami patah.
Pasca perawatan tersebut terlihat pembengkakan pada pangkal
ekor, dan Buna terlihat sangat kesakitan saat berjalan, dan ekor terlihat tidak
bisa digerakkan. Demam, Nafsu makan yang menurun, mendorong owner untuk
memeriksa lanjutan pada cidera tulang yang dialami Buna.
Kemudian, owner membawa kucing Buna ke klinik hewan Awal
Care dalam keadaan kotor dan lemas. Saat dilakukan pemeriksaan terlihat
pembengkakan di pangkal ekor. Palpasi menunjukkan terdapat akumulasi cairan
dibawah bagian yang bengkak. Buna juga menunjukkan gejala depresi dan stres
ditandai dengan sikap waspada dan tidak nyaman dengan menggeram dan memberikan
perlawanan saat dilakukan pemeriksaan. Suhu tubuh juga demam diakibat terjadi
peradangan.
Saat dilakukan pemeriksaan ekor, teraba kondisi ekor
lembek, benyek mulai membusuk, dan saat berjalan ekor terkulai tidak
memberikan respon. Jaringan
kulit di bagian ekor terlihat
hemoragi dan 90% berwarna lebam (kebiruan) sebagai tanda- tanda kematian
jaringan ( nekrosa).
Diagnosis
Berdasarkan gejala klinis,
ekor kucing Buna mengalami Infeksi
disertai nekrosa jaringan pasca
cidera tulang yang patah akibat
traumatis. Dilakukan juga pemeriksaan
penunjang radiologi dan hematologi.
Adapun pemeriksaan hematologi dilakukan guna mengevaluasi
gambaran darah lengkap sebagai acuan sebelum melakukan tindakan operasi
amputasi untuk meminimalisir resiko saat operasi dan pasca operasi.
Operasi Amputasi
Persiapan operasi
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan,
termasuk pemeriksaan hematologi. Sebelum dilakukan operasi perlu melakukan
beberapa persiapan sebagai berikut :
· Hewan dipuasakan paling
kurang selama 6 jam.
· Untuk memastikan kondisi hewan
tidak dehidrasi sebelum, saat operasi, dan pasca operasi, dianjurkan pemberian
fluid terapi dengan pemasangan infus Nacl/ RL.
· Aseptik jaringan yang mengalami
nekrosis atau yang mulai membusuk menggunakan
larutan antiseptic seperti
Alkohol 70%, Chlrohexidine , H2O2 3% untuk membersihkan dan meghilangkan
resiko infeksi di sekitar area permukaan.
· Cukur bulu disekitar area permukaan
jaringan yang mengalami nekrosis dan area bagian yang akan di amputasi, untuk
memastikan area permukaan tersebut steril.
· Pemberian injeksi antibiotik bisa untuk mencegah
infeksi sekunder.
· Perlu memastikan kepada owner
segala resiko baik saat operasi maupun pasca operasi
· Jika kondisi hewan anemia berat, persiapkan kantong darah untuk tranfusi darah.
· Pada kucing Buna, kondisi
tampak masih baik dan siap untuk dilakukan
tindakan amputasi.
· Operasi dilakukan sesuai
SOP.
Pasca operasi
Selama masa perawatan dan pemulihan pasca operasi, terapi pengobatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
·
Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi
sekunder.
· Untuk memastikan kondisi
hewan tidak dehidrasi diberikan infus Nacl/ RL.
·
Dressing luka 2 kali sehari menggunakan Chlrohexidine , untuk membersihkan
dan meghilangkan resiko infeksi di sekitar area luka operasi.
· Luka operasi juga diberikan
salep kulit, untuk membantu mempercepat kesembuhan luka
·
Pemberian NSAID mencegah
terjadinya inflamasi
·
Antipirekti diberikan jika kondisi
suhu tubuh mengalami demam sesuai dosis yang dianjurkan.
·
Pemberian multivitamin seperti B Komplex, dan pakan recovery
sangat membantu proses pemulihan.
·
Pemberian analgesik sesuai
dosis yang dianjurkan
·
Lakukan pemeriksaan hematologi guna mengevaluasi gambaran
darah lengkap pasca operasi

Kesimpulan
· Tindakan amputasi dilakukan untuk menghilangkan dan mencegah infeksi
yang lebih parah menjalar ke bagian tubuh yang masih sehat.
· Amputasi merupakan jalan terakhir
untuk menyelamatkan nyawa pasien dimana sudah tidak mungkin dapat diperbaiki
dengan menggunakan metode lain, atau
manakala kondisi organ dapat membahayakan
keselamatan pasien.
· Pemotongan atau pengangkatan bagian
tubuh bisa dilakukan
sekaligus secara utuh atau
sebagian pada jaringan-jaringan yang mengalami kerusakan.
· Prosedur pengangkatan atau pemotongan harus dilakukan dengan
sangat teliti dan steril,
untuk menghindari komplikasi pasca operasi amputasi.
· Perawatan post operasi dan pasca
operasi sangat banyak membantu tingkat keberhasilan dalam proses kesembuhan.
· Tidak jarang kucing atau anjing
tampak mengalami perubahan prilaku pasca tindakan amputasi (sebagai contoh :
amputasi pada bagian extremitas). Oleh karena itu, perhatian lebih dari owner
sangat diperlukan pada kondisi seperti tersebut.