Kamis, 17 April 2025

Tentang Kami



Klinik Hewan yang berdiri pada tanggal 13 September 2014 di Kota Bekasi. Kini memiliki 4 (empat) cabang di Jakarta & Bekasi.

Berikut alamat lengkap ke 4 (empat) lokasi klinik kami :


CABANG BEKASI
📍 Summarecon
Topaz TC B No.17, Harapan Mulya, Medan Satria
Kota Bekasi, Jawa Barat 17413
Telp. 0811-129-2024 (Call/ WhatsApp)

📍 Jatibening
Komplek Ruko Jatibening Plaza No.7-8.
Jl. Caman Raya No.117 Simpang 5, Jatibening, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat 17412
[ Petunjuk Arah ]
Telp. (021) 2210-7185 - 0812-8273-2003 (WhatsApp)

CABANG DKI JAKARTA
📍 Buaran
Jalan Duren Sawit Blok J II No. 6, Klender, Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13470 
[ Petunjuk Arah ]
Telp:  (021) 2298-2483 - 0811-963-4008  (WhatsApp)

📍 Rawamangun

Jl. Pinang Raya No.33, RT.4/RW.8, Rawamangun, Kec. Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13220

[ Petunjuk Arah ]
Telp: (021) 2247-3081 - 0812-9031-1313 (WhatsApp)

Layanan Kami : 


Ingin Melihat Suasana di Klinik Kami Klik Logo Youtube di bawah ini



#Awal Care is Your Pet Solution!





 





Definisi

Kriptorkismus adalah kondisi yang ditemukan pada anjing jantan di mana satu atau kedua testis belum turun ke kantung testis (skrotum). Testis biasanya turun sekitar usia 6–16 minggu.

Saat anjing lahir, testis umumnya terletak di dekat cincin inguinal, area di sekitar selangkangan, dan dipandu oleh gubernaculum, struktur yang menghubungkan testis ke skrotum. Selama perkembangan, struktur ini terletak di dekat ginjal.

Kriptorkismus terjadi ketika gubernaculum gagal berkembang dengan baik, menyebabkan testis atau testis gagal turun ke skrotum. Jika hanya satu testis yang turun, biasanya testis kiri, sedangkan testis kanan gagal melakukannya. Jika tidak ada testis yang turun, anjing biasanya mandul, karena suhu tubuh biasanya mencegah produksi sperma.

Etiologi dan Faktor Predisposisi

Kriptorkismus bersifat genetik dan terkait dengan kromosom X. Jika riwayat orangtua anjing diketahui dan sang ayah menderita kriptorkismus, ada kemungkinan lebih besar bahwa keturunannya juga menderita kriptorkismus. Jenis anjing yang mungkin memiliki gen kriptorkismus meliputi:

  • Yorkshire Terrier
  • Pomeranian
  • French Poodle
  • Siberian Husky
  • Miniature Schnauzer
  • Shetland Sheepdog
  • Chihuahua
  • German Shepherd
  • Dachshund
  • Ras Brachycephalic (berwajah datar)

Peneguhan Diagnosa

Kriptorkismus dapat didiagnosis berdasarkan riwayat keluarga. Jika riwayat keluarga tidak diketahui, dokter hewan akan melakukan hal berikut dalam pemeriksaan fisik:

1.            Periksa kantung skrotum dan isinya untuk memastikan tidak ada pembengkakan dan kedua testis ada di dalam kantung.

2.       Jika testis tidak teraba di dalam kantung, dokter hewan akan meraba bagian perut lainnya dan area dekat selangkangan untuk memeriksa apakah ada struktur yang mungkin terasa seperti testis.

3.       Periksa penis untuk memeriksa duri penis, yang menghilang setelah pengebirian (6 minggu).

pengujian tambahan mungkin direkomendasikan, seperti tes respons hCG (human chorionic gonadotrophin) atau GnRH (gonadotrophin-releasing hormone), yang dilakukan untuk mengevaluasi status pengebirian. Biasanya, tes GnRH digunakan, jika memungkinkan, karena ada penurunan risiko reaksi alergi. 

Penanganan
Satu-satunya pengobatan untuk kriptorkismus adalah pembedahan. Anjing harus dikebiri untuk menghindari perkembangbiakan, dan untuk mencegah torsi testis dan kanker testis, yang biasanya memengaruhi testis yang tidak turun.

Pembedahan dapat menjadi rumit karena testis yang tidak turun harus ditemukan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur berikut:

1.       Palpasi: Prosedur yang mencakup penggunaan titik-titik tekanan dari jari untuk mengidentifikasi area tertentu. Ini dapat membantu untuk menentukan apakah testis terletak di dekat selangkangan.

2.       USG: Perangkat medis untuk pencitraan yang digunakan untuk menentukan lokasi testis jika tidak dapat ditemukan melalui palpasi.

3. Pembedahan eksplorasi: Prosedur di mana rongga perut dibuka, dan dokter bedah memeriksa berbagai area perut untuk mencari testis yang tertahan. Ini biasanya dilakukan setelah palpasi dan USG karena pembedahan membantu menentukan di mana testis mungkin berada untuk meminimalkan waktu pembedahan dan komplikasi. 


Testis yang tidak turun dapat berada di mana saja di area antara skrotum dan ginjal. Ukuran testisnya mungkin lebih kecil dari testis normal, sehingga makin sulit ditemukan. Testis mungkin tersembunyi di jaringan lain. Anjing dengan masalah ini biasanya harus menjalani beberapa operasi untuk mengangkat dan menemukan kedua testis.



Rabu, 09 April 2025

TUMOR KELENJAR AXILLAR KIRI PADA KUCING

 





ETIOLOGI

Tumor merupakan benjolan yang tumbuh di daerah tertentu karena perubahan bentuk sel menjadi abnormal. Tumor di kelenjar axillar merupakan perubahan bentuk kelenjar menjadi lebih besar/membengkak, menjadi keras, menginisiasi jaringan sekitarnya untuk tumbuh secara abnormal juga. Pada kasus yang parah, tumor jenis ini akan merusak otot dan lemak di sekitarnya, serta pembuluh darah dan syaraf yang berada di area axillar.


GEJALA KLINIS

Gejala yang muncul adalah terjadi pembengkakan di area axilla/ketiak kucing, benjolan teraba keras dan menempel pada otot di sekitarnya (tidak berkapsul).

DIAGNOSA

Cara mendiagnosa kasus ini adalah dengan palpasi area axilla yang membengkak, dan xray untuk memastikan adanya metastasis/persebaran ke paru-paru atau tidak.

TREATMENT

Treatment yang dilakukan pada kasus ini adalah tindakan pembedahan. Incisi bagian benjolan dan area yang teraba mengeras/jaringan menjadi abnormal. Angkat keseluruhan tumor, hati-hati dengan pembuluh darah dan syaraf yang berada di sekitarnya. Jahit area incisi.








Kamis, 27 Maret 2025

Aural Hematoma

 







Hematoma aural (telinga) mengacu pada pengumpulan darah di penutup telinga atau tulang rawan kucing. Ini muncul sebagai pembengkakan  yang terasa lembut dan panas. Penyebab utama hematoma telinga adalah cedera yang disebabkan sendiri akibat menggaruk atau menggoyangkan kepala secara terus-menerus.

Masalah kesehatan mendasar lainnya juga dapat menyebabkan berkembangnya hematoma aural pada kucing. Kondisi ini membuat telinga kucing menajdi terkulai.

Ketika pembuluh darah pecah di dalam daun telinga kucing, darah akan mengisi ruang antara tulang rawan telinga dan kulit. Kumpulan darah ini berkembang menjadi kantung penuh darah di daun telinga kucing, yang dikenal sebagai hematoma telinga pada kucing. 

Kondisi ini paling sering terjadi saat kucing bereaksi terhadap masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti infeksi telinga atau iritasi. Masalah-masalah ini dapat membuat kucing terus-menerus menggaruk atau menggelengkan kepalanya, yang mengakibatkan luka atau pembengkakan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, hematoma telinga pada kucing juga dapat disebabkan oleh benturan atau cedera lainnya.

Penyebab

Beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan hematoma telinga pada kucing, termasuk:

  • Meningkatnya kerapuhan kapiler, seperti pada penyakit Cushing
  • Peradangan telinga
  • Penyakit yang dimediasi imun
  • Alergi telinga 
  • Parasit
  • Infeksi telinga
  • Trauma yang terjadi secara tiba-tiba, seperti luka gigitan atau trauma tumpul

Jika tidak segera diobati, hematoma telinga pada kucing dapat menetap.

Penunjang Diagnosa

Pembengkakan pada hematoma telinga sangat mudah didiagnosis. Namun, dokter hewan akan melakukan beberapa tes untuk memastikan apakah kumpulan darah di telinga benar-benar hematoma telinga atau bukan. Pemeriksaan lengkap pada telinga kucing untuk menentukan kondisi kesehatan yang mendasari yang menyebabkan telinga tersebut. 

Tes-tes ini meliputi:

  • Sitologi atau aspirasi jarum halus (FNA)
  • Pengujian sistemik mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya, termasuk tes usap telinga (melihat kotoran telinga di bawah mikroskop untuk mencari bakteri, ragi, atau tungau), tes alergi, atau tes endokrin.

Tindakan

Pilihannya meliputi operasi untuk mengeluarkan hematoma telinga kucing dan perawatan penyebab hematoma yang mendasarinya.

Operasi untuk Menguras Pembengkakan

Akan dikeluarkan dengan jarum suntik atau jarum, tetapi sering kali, bengkaknya muncul kembali di kemudian hari. Dalam kasus seperti itu, pilihannya adalah operasi.

Selama prosedur, menguras darah yang terkumpul, dan meninggalkan lubang untuk drainase guna mencegah darah kembali terisi. Penutup telinga biasanya dijahit rata agar tidak terisi saat telinga dalam keadaan rata.  

Perawatan

Perawatan pasca-operasi mencegah pembengkakan berulang. Beberapa langkah penting yang harus dilakukan pemilik hewan peliharaan di rumah meliputi:

  • Bersihkan telinga kucing sesuai petunjuk dokter hewan.
  • Gunakan collar.
  • Perhatikan perkembangannya, seperti rasa sakit, pembengkakan, dan kemerahan. Telinga kucing mungkin akan sedikit berdarah. Segera konsultasi lebih lanjut jika gejala bertambah parah.
  • Pastikan kucing mendapatkan semua obatnya tepat waktu.

Dalam kebanyakan kasus, kucing yang mengalami hematoma telinga pulih sepenuhnya dalam waktu satu atau dua minggu, meskipun beberapa mungkin memerlukan waktu hingga tiga minggu.




Senin, 17 Maret 2025

Persembuhan Luka pada Anjing

 





Definisi

Luka merupakan cedera fisik yang terjadi ketika kulit atau jaringan lunak mengalami robekan / kerusakan jaringan akibat trauma fisik. Luka dapat terjadi sebagai hasil dari berbagai kejadian seperti pertengkaran antar hewan, terjatuh, tertabrak, hingga akibat benda tajam ataupun tumpul. Tingkat keparahan luka beragam tergantung pada kedalaman dan luas luka.

Gejala Klinis

Hewan dengan luka terbuka menunjukkan berbagai gejala klinis seperti lemas, penurunan nafsu makan, kepincangan ataupun tidak bergejala (sering kali terjadi pada hewan dengan luka terbuka kecil / tidak terlalu parah). Diperlukan kepekaan owner untuk mendeteksi luka pada hewan peliharaan karena seringkali luka pada anjing dan kucing tidak teramati akibat tertutup bulu dan tidak menunjukan gejala spesifik sehingga baru terdeteksi ketika sudah parah.

Diagnosis

Peneguhan diagnosis pada hewan dengan luka terbuka dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik. Adapun pemeriksaan penunjang yang diperlukan seperti cek darah hematologi untuk mengetahui tingkat infeksi dan cek kimia darah untuk mengetahui fungsi organ jika ada pertimbangan untuk tindakan jahit luka. Cek darah ini juga diperlukan untuk penentuan rencana pengobatan.

Penanganan

Penanganan pada pasien dengan luka terbuka dapat dimulai dengan melakukan pembersihan luka dan menangani perdarahan aktif (apabila ada). Selanjutnya dilakukan observasi jaringan untuk menentukan tingkat keparahan, kondisi jaringan dan tindakan yang akan dilakukan. Apabila luka terbuka cukup serius dapat dipertimbangkan untuk penjahitan luka jika kondisi hewan dan kondisi jaringan memungkinkan. Adapun beberapa kondisi hewan yang membutuhkan penjahitan namun kondisi tidak memungkinkan seperti dehidrasi berat, infeksi sangat tinggi, penurunan fungsi organ / penurunan kondisi umum dan kondisi jaringan yang buruk maka perlu dilakukan penstabilan kondisi terlebih dahulu.

Pencegahan dan Perawatan

Pencegahan luka terbuka pada hewan peliharaan dapat dilakukan dengan menjauhkan faktor faktor penyebab luka seperti memperhatikan lingkungan dan jarak antar hewan, menjauhkan benda benda yang berpotensi membahayakan dan selalu memperhatikan kondisi umum hewan peliharaan.


Case Report:

 

Seekor anjing Shih Tzu bernama Oreo dibawa ke klinik dengan keluhan terdapat luka terbuka dibagian pinggang. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, teramati luka terbuka yang melingkari pinggang dengan kedalam luka yang bervariasi.

Ditemukan karet yang masih melingkar di pinggang dan karet inilah yang menyebabkan terjadinya luka terbuka. Saat ditanya lebih lanjut, owner sering menggunakan diapers untuk Oreo, namun karena sering lepas maka ditambahkan karet untuk menjaga agar diapers tidak mudah lepas. Diduga saat diapers dibuka, karet masih tertinggal dan tertutup bulu sehingga owner tidak menyadari ada karet yang tertinggal. Karet yang tertinggal dalam jangka waktu lama menyebabkan terjadinya luka laserasi yang cukup serius. Berdasarkan hasil pemeriksaan, dibutuhkan tindakan penjahitan untuk luka terbuka yang dialami oleh Oreo. Sebelum tindakan bedah, dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah lengkap, kondisi Oreo memungkinkan untuk dilakukan tindakan bedah penjahitan luka sehingga Oreo dijadwalkan pukul 12:00 untuk tindakan.


Dilakukan persiapan tindakan bedah dimulai dari pemberian premedikasi, anestesi dan pembersihan daerah luka jaringan yang akan dijahit. Penjahitan dilakukan dengan memadukan teknik jahit horizontal mattress dan simple interrupted suture. Tindakan penjahitan luka membutuhkan waktu sekitar 1.5 jam.


Setelah tindakan dilakukan Oreo diberikan treatment meliputi antibiotik, supplemen jaringan, pembersihan luka dan terapi laser. Selama proses persembuhan Oreo dirawat inap dan secara keseluruhan persembuhan luka pada Oreo berjalan baik. Luka mulai menyatu di hari ke 3 pasca tindakan, mulai mengering di hari ke 5 pasca tindakan. Sebagian jahitan bisa dibuka di hari ke 9 pasca tindakan dan seluruh jahitan dibuka pada hari ke 12 pasca jahitan. Setelah semua jahitan dibuka, Oreo diperbolehkan pulang.












Rabu, 12 Maret 2025

DISPLASIA COXO FEMORALIS

 





Pendahuluan

Displasia coxo femoral (DCF) atau lazim disebut sebagai Hip displasia (HD) didefinisikan sebagai suatu gangguan perkembangan sendi coxofemoral dan terjadi mayoritas pada anjing. Penyebab utama terjadinya DCF atau HD kelainan secara genetik atau perolehan akibat trauma. Displasia coxo femoral (HD) karena faktor genetik pada awalnya tampak normal saat lahir, namun berkembang abnormal selama pertumbuhan. Kelemahan yang berlebihan dianggap sebagai faktor kunci yang menyebabkan subluksasio caput femoris, kelainan sendi dan abnormalitas asetabulum. Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan beban pada tulang rawan tidak terdistribusi secara merata sehingga terjadi abrasi tulang rawan, inflamasi dan akhirnya menyebabkan gangguan sendi degeneratif sekunder yang menimbulkan rasa nyeri dan pincang. Variasi tingkat keparahan DCF/ HD dapat dinilai melalui perubahan radiografis, berupa subluksasio, deformasi sendi, dan osteoarthritis.

Penanganan kasus DCF pada anjing dan kucing, umumnya dengan dilakukan Femoral Head and Neck Osteotomy (FHNO/ FHO), yaitu pemotongan caput femoris untuk menghilangkan rasa nyeri akibat pergesekan caput femoris dan tulang pinggul dan dianggap sebagai standar emas. Pilihan lainnya adalah dengan juvenile pubic symphysiodesis, double osteotomi panggul atau triple osteotomi panggul pada anjing dan kucing yang lebih muda. Operasi FHO dilakukan dengan mengangkat caput dan cervix femoralis dengan eksisi cervix dari dasar trokanter mayor melintasi cervix dalam garis yang memotong korteks medial femur. Tujuan pembedahan ini adalah untuk membatasi kontak antara caput femur dan acetabulum sehingga memungkinkan pembentukan jaringan fibrosa padat yang mengarah ke sendi palsu atau pseudoarthrosis.

Terapi fisik pasca operasi yang tepat dapat meningkatkan pemulihan. Fase awal rehabilitasi pasca operasi bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan bengkak, mengendalikan peradangan, dan meningkatkan regenerasi jaringan. Fase selanjutnya bertujuan untuk meningkatkan propriosepsi/ persepsi rangsangan yang berhubungan dengan posisi, postur tubuh, keseimbangan atau kondisi tubuh, beban tumpu dan mempertahankan atau meningkatkan jangkauan gerak pinggul. Fokus fase terakhir rehabilitasi adalah penguatan otot kuarter belakang.

Opsi terbaru dalam penanganan DCF adalah dengan Hip toogle with Tight Rope System (TRS), yaitu suatu prosthesis yang dipasang sebagai pengganti ligamentum kaput femoris yang putus pada kejadian DCF/HD. Tujuan utama pemasangan toogle pinning ini adalah untuk mempertahankan biomekanik sendi yang normal.

Kasus

Seekor kucing british shorth hair (BSH) bernama Celline usia 10 bulan datang ke klinik dengan keluhan kaki kanan belakang pincang. Kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang berupa x-ray dengan hasil sebagai berikut.



Setelah dilakukan pemeriksaan terlihat terlihat kepala femur kaki kanan belakang lepas dari acetabulum yang disebut luxation coxofemoralis. Operasi dilakukan berdasarkan kesepakan dengan pemilik dengan metode femoral head ostectomy (FHO). Prinsip FHO ini adalah pengangkatan kepala dan leher femur membentuk kantong kosong dan selanjutnya akan memebentuk persendian palsu dimana otot disekitar trochanter yang akan memegang tulang femur dan meminimalisir rasa sakit. Manfaat dilakukan FHO ini adalah mudah dikerjakan, tidak menggunakan advanced equipment, dan persembuhan relative cepat.


Perawatan pasca operasinya diberikan antibiotic, multivitamin, dan fisioterapi. 3 hari pasca operasi mulai dilatih jalan dan sudah mau napak dan dipakai kakinya walupun masih belum normal dan untuk pergerakan masih dibatasi. 




Sabtu, 08 Maret 2025

TORSIO UTERI

 






Torsio uteri adalah kondisi ketika rahim kucing yang sedang hamil berputar atau berbalik pada sumbu longitudinalnya. Kondisi ini dapat menyebabkan sirkulasi darah berhenti ke arah rahim, plasenta, dan janin yang sedang berkembang di dalamnya. Kasus torsio uteri sering terjadi menjelang kelahiran, minimal terjadi di minggu ke-7 kehamilan

Gejala

• Kesakitan, kesusahan saat merejan dan tidak ada bayi yang keluar

• Lethargy/extreme fatigue

• Pendarahan vaginal

• Hilang napsu makan

• Perut membengkak

• Pucat

• Collapse

Penyebab

• Abuse atau mishandling pada induk

• Terlalu banyak foetus dalam satu bagian

• Otot rahin lemah

• Gerakan Foetus terlalu berlebihan

• Malformasi Uterine

• Maternal overactivity

Treatment

Kucing dengan kondisi ini sangat membutuhkan operasi CITO untuk mengkoreksi posisi

uterus dan mengangkat jaringan yang sudah rusak. Janin yang berada di posisi uterus yang

terpuntir memiliki kemungkinan survive yang kecil, tapi janin yang berada di posisi uterus

sebelahnya sering kali masih dapat bertahan.

Tergantung pada usia kehamilan, jika umur janin sudah mendekati hari kelahiran dokter

akan menyarankan untuk dilakukan operasi caessar. Tapi jika usia kandungan masih terlalu muda bisa dipertimbangkan untuk reposisi selanjutnya janin dibiarkan tetap berkembang sampai hari perkiraan lahir.

Kucing dengan torsio uteri biasanya akan disarankan untuk steril guna menghindari

terjadinya kasus serupa di kehamilan berikutnya. Pasca operasi kucing akan diberikan IV fluid dan antibiotic untuk mencegah infeksi sampai kondisinya stabil.

Kasus

Kucing temong datang dengan keluhan hamil dan semalam mulai mengedan tapi tidak ada

anak yang keluar, yang terlihat keluar hanya darah dan cairan amnion. Saat diperiksa kondisi

kucing masih intens kontraksi dan lethargic. Saat di USG ditemukan foetus sudah tidak ada denyut jantung.

Setelah itu dijadwalkan operasi CITO dan ditemukan bahwa uterus dalam kondisi torsio dan

warnanya sudah lebih gelap. Setelah itu diputuskan untuk dilakukan ovariohisterektomi (steril).

Saat dibuka kondisi anak sudah membengkak dan hampir membusuk.