Selasa, 05 November 2024

Infestasi furmite (Lynxacarus radovskyi) pada kucing domestik

 





Pendahuluan

Lynxacarus radovskyi merupakan spesies Lynxacariasis merupakan penyakit yang umum terjadi pada kucing terutama pada daerah tropis. Berdasarkan taxonomi, Lynxacarus radovskyi masuk ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Arachnida, Ordo Astigmata, Famili Listrophoridae, Genus Lynxacarus, Spesies Lynxacarus radovskyi. Nama lain dari Lynxacariasis adalah Felistrophorusradovskyi. Lynxacarus radovskyi umumnya menginfestasi rambut mamalia. Lynxacarus radovskyi (yang juga dikenal dengan tungau rambut kucing. tungau yang tidak memiliki gejala spesifik tapi dapat meyebabkan milliary dermatitis, hypotrikosis dan gatal.


Pemeriksaan dan anamnesa

Kucing domestik umur 9 bulan , dengan berat badan 4.5 kg , suhu 38.9. datang dengan keluhan bulu rontok , serta sering mengaruk dan overgroming.

Pemeriksaan penunjang

Dari hasil pemeriksaan tricogram ditemukan furmite lynxacarys radovskyi dengan infestasi ringan


Diagnosa

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik serta pmeriksaan penunjang kucing tersebut lynxacariasis disebabkan oleh lynaxacarus radovskyi

Kesimpulan

Dapat disimpulkan kucing tersebut didiagnosa terinfeksi lynaxacarus, pengobatan pada kasus ini pemberian obat kutu yang rutin serta groomin dan desifeksi lingkunga dan juga vitamin untuk menunjangb proses kesembuhan.

Daftar pustaka

Thiruselvame, P., R. Sreekrishnan and Mathivathani, C. 2021. A Case Report on, the Cat Fur Mite Lynxacarus radovskyi in Puducherry, India. Int.J.Curr.Microbiol.App.Sci. 10(03): 1563- 1565. doi:

Lavan R, Normile D, Armstrong R, Vaala W. Flea and tick treatment satisfaction,

preference, and adherence of US cat owners prescribed topical fluralaner (Bravecto® Topical Solution for Cats). Open Vet J 2021; 11(1): 80-88.

Ketzis JK, Dundas J, Shell LG. Lynxacarus radovskyi mites in feral cats: a study of diagnostic methods, preferential body locations, co-infestations and prevalence. Vet Dermatol 2016; 27(5): 425-e108.

http://dx.doi.org/10.1111/vde.12353. PMid:27381568


Inflamatory Bowel Disease (IBD) Penyakit Radang Usus Yang Perlu Diperhatikan

 




IBD atau Inflammatory Bowel Disease adalah peradangan yang terjadi pada saluran pencernaan dan berlangsung dalam jangka waktu panjang. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel usus yang sehat, sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan yang tidak dapat sembuh dengan sendirinya.

IBD bukanlah suatu penyakit, melaikan syndrome .Sindrom ini disebabkan oleh reaksi spesifik terhadap iritasi kronis pada lambung atau usus yang bias terjadi karna banyak factor.

Kasus yang didapat kali ini adalah Kasus diare berkepanjangan dari seekor kucing bernama Snoopy, berusia 1 tahun. Snoopy dating dengan keluhan diare hilang timbul yang sudah berlangsung lebih dari 4 bulan, setalah pemalukan pemeriksaan fisik, Snoopy memiliki berat badan dibawah normal suhu tubuh normal. Bedasarkan anamnesa, kami menduga Snoopy mengalami radang usus kronis yang mengarah ke IBD.

Seperti yang kita ketahui, IBD memiliki beberapa gejala diantaranya :

·         Penurunan beat badan

·         Bulu yang kusam

·         Diare dan sering muntah berkepanjangan

·         Nafsu makan yang menurun

·         Suara keroncongan diperut.

Kami melakukan beberapa pemeriksaan dasar yang disarankan untuk mendiagnosa IBD pada Snoopy untuk mengeliminasi penyebab masalah pencernaan yang dialami, kita dapat mengarahkan diare dan masalah Snoopy kearah IBD jika pemeriksaan tidak menemukan penyakit imunitas serta kuman-kuman pathogen pada Snoopy. berikut adalah pemeriksaan dan hasil yang didapatkan pada Kucing Snoopy.

·         Anilisis Feses, pemeriksaan feses secara natif didapatkan beberapa kuman aktif seperti protozoa amoeba.

·         Rapit test FIV, FeLV, FPV, GIA dan FCov yang ketiga hasilnya negative

·         Chek hematologi rutin dan Kimia darah serta gambaran Radiologi.

Dari hasil darah dan pemeriksaan rapid test pada Snoopy, yang terlihat adalah peningkatan sel darah putih sebagai pertanda bahwa adanya agen infeksi dan peradangan yang tejadi pada Snoopy, serta meningkatnya enzyme amilasi yang menandakan adanya peradangan akut pada pancreas, dari hasil pemeriksaan, dokter mengarahkan bahwa besar kemungkinan Snoopy terkena Syndrom IBD.

Sistem pencernaan kucing yang terkena syndrome IBD akan dibanjiri sel-sel radang, Peradangan tersebut menyebabkan pembengkakan dan kerusakan pada dinding dan lapisan mukosa usus. Usus kemudian tidak dapat menjalankan fungsi utamanya untuk menyerap makanan, air, dan nutrisi.

Sistem imun juga berperan dalam peradangan yang terus-menerus . Hal ini mungkin disebabkan oleh sistem imun kucing yang bereaksi terhadap zat asing.

Penyebab potensial lainnya termasuk respons abnormal sistem imun terhadap komponen normal usus, seperti bakteri usus norma, atau beberapa protein dalammakanan.

Penanganan yang dilakukan pada kasus IBD berputar pada pemberian obat-obatan antimicrobial, untuk menekan pertumbuhan flora normal merugikan dipencernaan, memberikan prebiotic untuk meningkatkan pertumbuhan bakteri tertentu, terutama bakteri baik, memberikan preparat zat besi dan b12 untuk meningkatkan penyerapan usus. Serta memberikan obat-obatan yang bersifat menekan laju peristaltic usus, agar konrak makanan dan usus lebih lama dan dapat memaksimalkan kinerja usus menyerap cairan pada kotoran.

Untuk kucing Snoopy, dokter meresepkan antibiotic Metronidazole, preparat Iron Complex Maltofer drop selama 10 hari, preparat probiotik dan prebiotic. Selain itu dokter juga menyarankan untuk memberikan pakan yang berbasis sensitive stomach kepada snoopy.

Setelah pengobatan dan disiplin pakan serta vitamin yang rutin, Snoopy menunjukan kemajuan setelah 14 hari, berat badan naik pesar sebanyak 40%, score feses semakin membaik dari hari ke hari, sudah sangat jarang terlihat muntah, performa fisik semakin aktif dan bertenaga, nafsu makan selalu stabil.

Makanan dan nutrisi merupakan bagian yang sangat penting dalam pengobatan IBD. Berikut ini tips pemberian pakan pada kucing yang mengidap peradangan usus yang berkepanjangan. Usakan memberikan kucing anda makanan yang mengandung protein yang belum pernah dimakan sebelumnya, atau berikan pakan diet terhidrolisis khusus yang memecah sumber protein menjadi potongan-potongan kecil. Makanan tersebut akan mengurangi atau menghilangkan kemungkinan alergi.

Dokter hewan mungkin  akan menyarankan makanan yang sangat mudah dicerna untuk kucing penderita IBD,  pilihlah makanan yang tidak mengandung atau sedikit mengandung bahan tambahan makanan. Hindari makanan berlemak tinggi. Manfaat perubahan pola makan baru akan terlihat setelah beberapa minggu ketika peradangan sudah mereda. Selama terapi diet ini, pastikan untuk menghindari semua sisa makanan, camilan, dan sumber makanan lainnya.

 

 
Gambar 1.1 & 2.2. Kucing Snoopy

PYODERMA PADA ANJING MIXED HUSKY

 



Pyoderma pada anjing adalah infeksi bakteri pada kulit dan folikel rambut yang ditandai dengan adanya benjolan merah.


Definisi

Pyoderma adalah dermatitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan merupakan penyakit kulit yang umum terjadi pada anjing. Berdasarkan kedalaman kulit yang terlibat, pyoderma bisa diklasifikasikan sebagai surface, superficial, dan deep. Kondisi ini hampir selalu merupakan sekunder dari gangguan lain yang terjadi pada tubuh.

Etiologi

 

Setiap anjing memiliki bakteri "sehat" yang normal di kulitnya. Pyoderma terjadi ketika bakteri ini menembus lapisan kulit dan memicu infeksi.

·         Pyoderma pada anjing adalah infeksi kulit bakteri yang terjadi ketika ada kerusakan pada permukaan kulit.

·         Kerusakan ini dapat disebabkan oleh trauma akibat garukan, masalah kekebalan tubuh, atau perubahan bakteri kulit normal.

·         Ada banyak jenis pyoderma pada anjing. Yang paling umum adalah pioderma superfisial, yaitu infeksi yang hanya terjadi pada lapisan atas kulit. Jenis lainnya termasuk pioderma lipatan kulit, pioderma anak anjing, bintik panas, dan pioderma dalam.

·         Pada pyoderma pada anjing, hampir selalu ada penyebab yang mendasarinya.

·         Penyebab umum yang mendasarinya meliputi kutu, kudis, gizi buruk, alergi makanan, alergi lingkungan, penyakit endokrin (hipotiroidisme atau Cushing), beberapa obat-obatan, dan faktor hormonal.

·         Sebagian besar kasus ringan sembuh dalam 1-3 minggu; pengobatan antibakteri sering kali diperlukan. Beberapa kasus ringan, seperti pioderma pada anak anjing, bahkan dapat sembuh dengan sendirinya.

·         Infeksi yang dalam mungkin memakan waktu lebih lama, hingga 8–12 minggu dengan antibiotik oral.

Gejala Klinis

 Tanda-tanda paling umum yang terlihat pada pyoderma pada anjing meliputi:

·        Gatal: tidak semua anjing mengalami gatal karena pioderma, tetapi beberapa menunjukkan garukan, gigitan, dan jilatan yang berlebihan

·         Bintik-bintik: sering kali disertai komedo putih

·         Kulit merah, koreng atau kerak melingkar, atau bercak bersisik

·         Kulit bau

·         Rambut rontok atau menipis Pyoderma yang dalam cenderung lebih parah, dengan tanda-tanda seperti kulit menjadi gelap, kulit lembab atau mengeluarkan nanah, kelesuan dan nyeri.

Diagnosa

Pyoderma didiagnosis dengan melihat sel yang diambil dari sampel kulit di bawah mikroskop.

Tes lebih lanjut biasanya diperlukan untuk mencari penyebab yang mendasarinya:

·         Kerokan kulit, usapan dan pencabutan rambut

·         Kultur bakteri

·         Biopsi kulit

·         Tes darah dan urine Tes alergi


Ras Anjing yang Beresiko Terinfeksi Pyoderma

Anjing apa pun, tanpa memandang usia, ras, atau gaya hidup, dapat mengalami pyoderma. Namun, ada beberapa risiko yang meningkat:

·         Pyoderma lipatan kulit: ras anjing yang berisiko lebih tinggi termasuk Bulldog, Pugs, Pekingese, Shar-Pei, dan Spaniel (bibir)

·        Anjing yang memiliki alergi (kutu, makanan dan lingkungan) lebih mungkin mengembangkan pyoderma

·         Anjing Gembala Jerman rentan terhadap jenis pioderma yang dalam

Anamnesa

 Seekor anjing jantan mixed husky bernama Aleandro berusia 9 tahun datang dengan keluhan lemas dan tidak nafsu makan. Anjing ini biasanya dimandikan di rumah. 

Pemeriksaan Fisik

Saat dilakukan pemeriksaan fisik di dapatkan berat badan 31 kg, suhu 40C, dan body condition score (BCS) 4. Saat dilakukan pemeriksaan kulit terlihat kulit kemerahan dan banyak kebotakan. Saat di palpasi bagian merah sakit dan keluar darah. 

Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)

 Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan hematologi, kimia darah dan sitologi kulit.

Diagnosa dan Penanganan

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinik diagnostic Anjing Aleandro adalah superficial pyoderma.

Hasil hematologi terlihat adanya terlihat anemia karena penurunan sel darah merah, hemoglobin dan hematokrit. Kimia darah menunjukkan hipoalbunemia, hipocalsium, glukosa darah meningkat, peningkatan alanine aminotransferase, total bilirubin, dan kreatinin kinase. Hasil kimia darah ini menunjukkan adanya permasalahn pada hati dan juga ginjal Aleandro.

Untuk hasil sitologi terdapat di Gambar 1. Berdasarkan hasil sitologi kulit terlihat adanya bakteri coccus dan sel darah putih yang sudah pecah.


Gambar 1. Hasil sitologi kulit Anjing Aleandro

Ket: Panah kuning (Bakteri coccus), panah hijau (sel darah putih yang pecah)

Pengobatan yang diberikan antibiotic, antiinflamasi, antiseptic kulit, vitamin kulit, vitamin penambah darah, dan suplemen hati.

Berikut perbandingan hasil pengobatan untuk kulit Anjing Aleandro (Tabel 2.)

Tabel 2. Perbandingan hasil kulit Anjing Aleandro




Cara Merawat Anjing yang Terkena Pyoderma di Rumah

 

·         Memastikan mereka memiliki tempat tidur yang bersih dan kering

·         Memberikan obat dengan dosis dan frekuensi yang tepat, sesuai anjuran dokter hewan

·         Menggunakan perawatan topikal seperti sampo dan mousse obat

·         Menggunakan kerah buster atau pakaian medis hewan peliharaan untuk mencegah trauma diri yang dapat memperburuk infeksi

·         Menindaklanjuti janji temu dengan dokter hewan setelah perawatan untuk memastikan infeksi telah hilang

Cara Mencegah Pyoderma di Rumah

 

Ikuti langkah-langkah berikut untuk membantu mencegah atau mengurangi frekuensi kekambuhan pyoderma pada anjing:

·         Mandi secara teratur (setiap 7–10 hari) dengan sampo obat dapat membantu anjing yang rentan terhadap pyoderma.

·         Untuk anjing yang memiliki masalah lipatan kulit: jaga lipatan kulit sebersih dan sekering mungkin. Cobalah untuk menggunakan tisu antibakteri setiap hari untuk mengatasi masalah ini.

·         Jaga anjing dengan diet yang berkualitas baik dan seimbang

·         Gunakan pengendalian parasit secara teratur

·         Bekerjasamalah dengan dokter hewan untuk menyingkirkan atau mendiagnosis alergi yang mendasarinya

·         Suplemen yang mengandung minyak omega dapat membantu memperkuat lapisan kulit

 

Apakah Pyoderma Menular Ke manusia?

 Penelitian telah menunjukkan bahwa ada kemungkinan risiko penyebaran salah satu jenis bakteri yang menyebabkan pyoderma antara manusia dan hewan peliharaan. Namun, risikonya sangat rendah pada manusia yang sehat dan dapat dikurangi lebih lanjut dengan praktik kebersihan yang baik.





ORAL TUMOR ; SCC (squamouse cell carcinoma) PADA ANJING

 



SCC (squamouse cell carcinoma)

Adalah tumor kulit yang umum terjadi pada anjing dan dapat berkembang di berbagai bagian tubuh. SCC merupakan tumor kulit yang muncul dari sel skuamosa di lapisan atas kulit dan dapat berkembang di berbagai bagian tubuh, seperti dasar kuku, telapak kaki, perut, punggung, telinga, hidung, hingga mulut.

Penyebab

Penyebabnya dikaitkan dengan paparan radiasi UV, peradangan kronis, perlukaan, dan infeksi virus. Anjing cenderung didiagnosis menderita SCC antara usia delapan dan sepuluh tahun.

Apa pengobatan untuk tumor jenis ini?

Perawatan yang paling banyak dianjurkan untuk SCC pada kulit, termasuk hidung dan mulut, adalah pembedahan. Prognosis bervariasi tergantung pada lokasi, ukuran, dan tingkat invasi tumor. Jika ditemukan dan diobati pada tahap awal, SCC sangat dapat disembuhkan. Namun, SCC dapat sangat merusak, bahkan mematikan, jika tidak segera diobati.

Seperti kasus pada Anjing Damn (7 tahun) di Awal Care Jatibening. Pasien datang dengan keluhan sulit makan dan mulut sering berdarah. Saat di cek terdapat massa yang membengkak di dalam mulut, seperti pada gambar.


Pemeriksaan darah anjing damn menunjukkan kondisi anemia, selain itu tidak terlihat ada penurunan atau kenaikan di panel darah lainnya. Sedangkan hasil xray menunjukkan belum ada indikasi metastase

Pengangkatan Tumor

Setelah dilakukan pemeriksaan serta observasi pada anjing Damn dinyatakan siap untuk dilakukan operasi. Setalah dilakukan pengangkatan massa di dalam mulut anjing Damn, sampel lalu dilakukan pemeriksaan histopatologi. Dengan hasil sebagai berikut :


SCC (squamouse cell carcinoma), yang ditunjukkan lesi yang muncul pada area epidermis dan menyusup ke jaringan dermal yang menunjukkan sel epitel squamosa, adanya sel keratin pearl (secara histologi : memiliki sitoplasma eosinofilik yang melimpah dengan nukleus vesikular pleomorfik) dengan sifat atipikal yang muncul pada jaringan kulit di antara sel skuamosa. Di area lain, infiltrasi sel radang PMN, adanya akumulasi sel limfatik, vaskular ekstra tumor. Infiltrat seluler berorientasi difus di dermis yang dalam, beberapa agregat neutrofil dengan manset perifer makrofag, serta kelompok sel plasma, dan dua lainnya terkait dengan jaringan ikat dan limfosit yang melimpah, juga diamati area nekrotik yang tidak mendapatkan vaskular apa pun. Stroma spindle cell Nampak mitosis dengan gambaran sel yang membesar dan nukleus yang menebal (hiperpigmentasi) dengan mitosis sel sedang ditemukan (lebih dari 3 sel per bidang pandang). Hasil histopatologi menunjukkan keratinosit dengan mitosis sel kecil (kurang dari 3 sel per lapang pandang). Tipe M (metastasis) M1.5 memiliki metastasis dengan pola moderate, tipe mendorong, batas infiltrasi jelas. Patofisiologi, adanya gangguan pascatrauma (fibrinogen dan infeksi), ketidakseimbangan hormon, paparan, kongenital, pengobatan terputus-putus, virus dan autoimun. Pasca operasi anjing Damn segera bisa makan dengan normal.

Kondisi mulut pasca pengangkatan Tumor





Sabtu, 26 Oktober 2024

Canine Parvo Virus (CPV)

 


Etiologi

Canine Parvo Virus (CPV) yang biasa dikenal dengan penyakit parvo, merupakan penyakit virus yang sangat menular pada anjing. Parvo sangat berpotensi sangat mematikan  terutama pada anak anjing dan anjing dewasa usia di bawah 20 bulan. Penyakit  ini menimbulkan  masalah gastroenteritis hingga komplikasi perdarahan pada usus. Penyakit parvo menyebar dari anjing ke anjing melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan kotoran yang terkontaminasi virus parvo.

Kejadian infeksi parvo bisa saja muncul secara cepat dan tiba tiba saat setelah anjing terpapar. Masa inkubasi parvo dalam tubuh anjing bisa berlangsung 3 sampai 8 hari. CPV ini menyerang sel – sel yang cepat membelah misalnya sel usus, sumsum tulang dan jaringan limpa dan menyebabkan terjadinya nekrosa kripta usus diikuti mukosa usus yang kollaps kemudian terjadi leukopenia dan limfopenia. Pada infeksi parah, 91% akan mengalami kematian dalam 24 hingga 72 jam jika tidak diberikan penanganan medis.

3 hingga 5 hari setelah infeksi, virus akan keluar melalui feses hingga 3 minggu, dan anjing bisa tetap menjadi pembawa virus tanpa gejala dan akan mengeluarkan virus tersebut secara berkala. Infeksi virus ini biasanya lebih mematikan jika inangnya terinfeksi cacing atau parasit usus lainnya. Sebelumnya, virus ini dianggap tidak mengalami infeksi lintas spesies. Namun, beberapa penelitian untuk strain yang berbeda ( CPV2) mengalami pergeseran mutasi dilaporkan dapat menginfeksi mamalia lain musang, rubah, dan kucing (berbeda dengan Feline Panleukopenia Virus). Kematian terjadi khususnya pada anak anjing disebabkan karena dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dan diikuti dengan syok endotoksik.

Anamnesa

Nama anjing : Brodi , ras : mix terrier, usia : tidak diketahui ( perkiraan dibawah 1 tahun), datang pada tanggal 24 September 2024 dibawa oleh pemilik setelah diperiksa dari klinik lain positif  CPV Ag  rapid test.

Pemeriksaan Fisik

Berat badan 5.60 Kg, suhu tubuh demam dengan temperatur 39.80C, mukosa atau selaput lendir pucat. Terlihat lemas dan badannya sedikit kotor saat diperiksa.

Gejala Klinis

Anjing dewasa maupun anak anjing yang terinfeksi parvo akan menunjukkan gejala yang bervariasi mulai seperti : menurunnya nafsu makan, mual hingga muntah, terlihat lesu dan lemah, demam terkadang juga hypothermia , diare hingga berdarah, serta dehidrasi.

Pada saat pemeriksaan anjing Brodi juga menunjukkan gejala depresi dan stres ditandai dengan sikap waspada dan tidak nyaman dengan menggeram dan memberikan perlawanan. Saat dilakukan pengecekan temperatur, terlihat adanya feces yang lembek kekuningan namun belum bercampur darah (belum kecoklatan)  Anak anjing dibawah 8 minggu yang terinfeksi terkadang tidak menunjukkan gejala dan tidak jarang ditemukan mati mendadak, CPV tipe ini menyerang jantung.

Diagnosis

Jika dilihat berdasarkan gelaja klinis, CPV atau penyakit parvo memiliki gejala yang hampir sama dengan penyakit gastroenteritis lain yang disebabkan oleh parasit, infeksi bakteri, dan infeksi virus lain seperti contoh corona virus. Pada masa sekarang, untuk penegakan diagnosa dapat menggunakan test rapid antigen CPV, namun untuk hasil yang lebih sensitif perlu dikonfirmasi dengan test PCR.

Pada kasus anjing Brodi, tidak dilakukan pemeriksaan Hematologi, karena pada saat pemerisaan pasien depresi serta ketakutan. Hanya berdasarkan hasil test Rapid yang sudah oleh pemilik.

Pengobatan dan Pencegahan

Dalam penanganan parvo, perlu dilakukan tindakan pengobatan berdasarkan simptomatis dan supportif.

·         Terapi cairan intravena (IV) diberikan untuk mengisi kembali cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah dan diare. Pemberian NaCl 0,9% 40 mg/kg BB per hari. Perlu pengawasan selama terapi cairan diberikan, menghindari terjadinya kelebihan cairan.

·         Pemberian anti mual dan muntah, serta anti diare agar dehidrasi pada anjing tidak bertambah parah. Berikan antiemetik, metoklopramide 0.5 mg/kg BB i.m/sc dapat di ulang setiap 8 jam dan kaolin-pectin 1 tablet (dengan perkiraan pectin 100mg/ ekor per hari) sebagai anti diare. Hentikan pemberian jika gejala mual, muntah dan diare sudah berhenti.

Support vitamin dan pemberian makanan khusus ( gastrointestinal diet) untuk membantu mengurangi gejala gastroenteritis yang muncul. Dapat diberikan vitamin A, D, E  sebagai anti oksidan serta berfungsi melapisi permukaan usus dan Ciano Cobalamin (B12) untuk mengurangi resiko anemia. Pada situasi ini

·         anjing Brodi dalam 2 hari pasca perawatan perlu dibantu makan dengan cara disuap, hari berikutnya Brodi sudah mau makan sendiri tanpa dibantu suap.

·         Terapi antibiotik bisa diberikan untuk mencegah infeksi bakteri sekunder. Dapat diberikan antibiotik berspektrum luas seperti enrofloxacin 10 mg/kg BB i.m/ s.c setiap  24 jam. Pemberian antibiotik bisa di split setiap 12 jam 5 mg/kg BB.

·         Berikan antipiretik jika diperlukan, sesuai dosis yang dianjurkan.

·         Untuk menghindari reaksi alergi akibat pengobatan dan proses peradangan yang terjadi, perlu dipertimbangkan agar menggunakan obat antihistamin,  dipenhidramin 2-4 mg/kg BB p.o, i.m dengan memperhatikan kondisinya secara umum.

·         Dalam kondisi anemia berat, anjing perlu menerima tranfusi darah. Untuk tindakan ini perlu koreksi hematologi selama masa perawatan sebagai acuan.

        Pemberian obat antivirus untuk parvo sangat jarang diberikan, dikarenakan masa inkubasinya sangat singkat sementara tingkat infeksinya relatif cepat. 

Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah penyakit parvo. Pastikan anjing mendapatkan vaksin canine parvo virus secara berkala. Vaksin pertama anak anjing diberikan saat anjing berusia 6–8 minggu, kemudian diikuti dengan booster 2 dosis dalam jarak 2–4 minggu. Sementara pada anjing dewasa, vaksinasi cpv cukup diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak 2–4 minggu.

Namun, pencegahan parvo pada anjing juga perlu dilakukan dengan menjaga kebersihan serta sanitasi lingkungan. Berikut beberapa cara menghilangkan virus parvo di rumah.

  • Gunakan larutan desinfektan untuk membunuh virus pada permukaan perabotan rumah. Pilihlah desinfeksitan yang telah banyak direkomendasikan.
  • Cuci peralatan anjing, tempat tidur, tempat makan dan minum, serta mainan anjing dengan air panas.
  • Vakum secara menyeluruh area dan perabotan rumah, termasuk karpet, sofa, dan benda lain yang mungkin terkontaminasi.
  • Isolasi anjing yang sedang sakit untuk mencegah penyebaran virus parvo ke anjing lain di rumah.
  • Jaga kebersihan dan rutin mencuci tangan dan mengganti pakaian setelah pergi ke luar rumah.


Kesimpulan

  • Penyakit parvo adalah penyakit anjing yang disebabkan oleh infeksi virus canine parvovirus (CPV).
  • Gejala parvo pada anjing pada umumnya meliputi muntah, lemas, diare berdarah, serta dehidrasi parah.
  • Pengobatan untuk penyakit ini fokus pada perawatan suportif untuk mengelola gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kekebalan tubuh anjing.
  • Pencegahan terbaik adalah dengan memberikan vaksinasi sesuai jadwal, menjaga kebersihan lingkungan dengan desinfektan, dan mengisolasi anjing yang terinfeksi.