Jumat, 14 Juni 2024

Tentang Kami



Klinik Hewan yang berdiri pada tanggal 13 September 2014 di Kota Bekasi. Kini memiliki 4 (empat) cabang di Jakarta & Bekasi.

Berikut alamat lengkap ke 4 (empat) lokasi klinik kami :


CABANG BEKASI
📍 Summarecon
Topaz TC B No.17, Harapan Mulya, Medan Satria
Kota Bekasi, Jawa Barat 17413
Telp. 0811-129-2024 (Call/ WhatsApp)

📍 Jatibening
Komplek Ruko Jatibening Plaza No.7-8.
Jl. Caman Raya No.117 Simpang 5, Jatibening, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat 17412
[ Petunjuk Arah ]
Telp. (021) 2210-7185 - 0812-8273-2003 (WhatsApp)

CABANG DKI JAKARTA
📍 Buaran
Jalan Duren Sawit Blok J II No. 6, Klender, Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13470 
[ Petunjuk Arah ]
Telp:  (021) 2298-2483 - 0811-963-4008  (WhatsApp)

📍 Rawamangun

Jl. Pinang Raya No.33, RT.4/RW.8, Rawamangun, Kec. Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13220

[ Petunjuk Arah ]
Telp: (021) 2247-3081 - 0812-9031-1313 (WhatsApp)

Layanan Kami : 


Ingin Melihat Suasana di Klinik Kami Klik Logo Youtube di bawah ini



#Awal Care is Your Pet Solution!





Jumat, 31 Mei 2024

HERNIA INGUINALIS PADA KUCING

 



Hernia inguinalis adalah kondisi medis di mana bagian dari usus atau jaringan lain mendorong melalui titik lemah atau celah di dinding perut bagian bawah, khususnya di area inguinal (selangkangan). Etiologi dari hernia inguinalis meliputi beberapa faktor, baik bawaan (konjenital) maupun yang diperoleh (akuisita):


Etiologi Konjenital

  1. Kegagalan Penutupan Prosesus Vaginalis: Pada laki-laki, prosesus vaginalis adalah saluran yang terbentuk selama perkembangan janin dan biasanya menutup sebelum lahir atau segera setelahnya. Jika saluran ini tidak menutup, usus dapat menonjol melalui saluran tersebut, menyebabkan hernia inguinalis kongenital.
  2. Faktor Genetik: Ada bukti bahwa hernia inguinalis dapat memiliki komponen genetik, dengan riwayat keluarga yang positif meningkatkan risiko.

Etiologi Akuisita

  1. Kelemahan Otot Dinding Perut: Kelemahan otot perut dapat terjadi karena penuaan, cedera, atau operasi sebelumnya di area perut.
  2. Tekanan Intra-abdominal yang Meningkat: Faktor-faktor yang meningkatkan tekanan dalam rongga perut dapat memicu hernia inguinalis, termasuk:
    • Mengangkat beban berat secara berulang.
    • Batuk kronis (seperti pada penyakit paru obstruktif kronik).
    • Konstipasi kronis, yang menyebabkan mengejan saat buang air besar.
    • Asites (penumpukan cairan di dalam rongga perut).
    • Kehamilan, yang meningkatkan tekanan intra-abdominal.
  3. Obesitas: Berat badan yang berlebih dapat meningkatkan tekanan pada dinding perut.
  4. Riwayat Operasi Perut: Operasi sebelumnya di perut atau panggul dapat melemahkan dinding perut dan meningkatkan risiko hernia inguinalis.

Anamnesa 

Kyokun merupakan kucing semi outdoor, datang dengan keluhan terdapat benjolan pada perut bagian kiri dan kesakitan saat dipegang

Pemeriksaan Penunjang 

Dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan x-ray untuk menentukan penyebab benjolan tersebut. Hasil pemeriksaan x-ray menunjukkan hernia inguinalis, Dimana kondisi tersebut merupakan robeknya otot pada bagian rongga perut sehingga menyebabkan penonjolan lemak dan atau organ visceral.

Hasil Pemeriksaan X- Ray.


Treatment: 

Satu satunya treatment yang dapat dilakukan adalah dengan operasi reposisi organ dan menjahit kembali otot yang sobek. Setelah dilakukan prosedur operasi, Kyokun mendapatkan treatment antibiotic, antiradang dan pembersihan luka secara rutin selama 7 hari.


Update kondisi: 


Luka jahit pada kyokun terlihat menutup dengan baik setelah 5 hari dilakukan rawat inap, sehingga kyokun dapat melanjutkan perawatan oral maupun topical dirumah. 



Gambar Luka Jahit Sudah Sembuh.

TRAUMA SENDI PANGGUL PADA KUCING


TRAUMA SENDI PANGGUL PADA KUCING

Tulang pada kucing secara fungsi dan struktural mirip dengan manusia. Tulang berfungsi memberikan dukungan untuk pergerakan tubuh dan melindungi struktur internal seperti organ. Meskipun kucing merupakan hewan yang berhati-hati, namun tidak jarang kucing mengalami cidera patah tulang karna sesalahan saat mendarat dari lompatan, atau penyebab fisik lainnya seperti tertabrak atau tersangkut pagar besi.


Kontam Awal Datang Ke Klinik Hewan Awal Care

Apa itu tulang sendi
panggul?

Patah tulang paha dan panggul adalah kasus patah tulang yang sangat sering terjadi pada kucing. Kasus kerusakan sendi panggul pada kucing biasanya disebabkan oleh tertabrak atau trauma fisik seperti tertabrak, jatuh dll.

Seperti pasien yang datang ke Klini Hewan Awal Care pada 19 Mei 2024 bernama Kontam, kucing umur 7 tahun ini datang dengan keluhan kaki kiri belakang pincang diangkat, serta kaki tidak dapat di tekuk. Pemilik mengatakan bebrapa minggu yang lalu Kontam sempat tersangkut pagar besoi lalu ada luka, namun setelah luka sembuh kaki Kontam juga tidak kunjung membaik.


Bagaimana cara mendiagnosa kucing pincang?

Hasil X-Ray pada Kontam

Setelah melakukan pemeriksaan fisik pada Kontam, Dokter Hewan di Awal Care curiga ada patah tulang pada kaki Kontam dan dokter segera melakukan X-RAY untuk melihat struktur tulang Kontam. Setelah dilakukan X-RAY terlihat bahwa kaki kucing Kontam mengalami luksasio tulang sendi panggul dan pengerasan dan atropi pada area tungkai karna tidak dipakai dalam waktu yang cukup lama. Dengan kondisi tersebut Dokter Hewan mendiagnosa Kontam mengalami  Luxacio Caput Femoralis.

Bagaimana Penanganan kasus Luksasio sendi panggul?

Dengan kondisi kucing Kontam tersebut Dokter menyarankan untuk dilakukan operasi pengangkatan kepala tulang paha yang membentuk sendi panggul agar saat berjalan kontam tidak merasa kesakitan karna lepasnya tulang paha dari sendi panggul tersebut membentul gesekan yang menimbulkan rasa sakit pada kucing Kontam. Operasi tersebut dinamakan Femoral Head Ostectomy (FHO).

Dikarnakan Kontam termasuk kucing senior, sebelum melalukan tindakan operasi, kita melakukan chek darah sebagai persiapan operasi kucing Kontam

Hasil Pemeriksaan Darah

Dari hasil pemeriksaan darah kucing Kontam layak dilakukan operasi, kami melakukan operasi sehari setelah Kontam di cek darah, yaitu tanggal 20 Mei 2024. Operasi yang dilakukan adalah pengangkatan Caput Femoralis kaki kiri, setelah itu disusul dengan fisio terapi pada tungkai kirinya.

Seperti apa proses operaso FHO tersebut?

Operasi FHO melibatkan kepala femoralis atau “bola” dari sendi panggul, hal ini menyebabkan tubuh menciptakan sendi palsu yang mengurangi ketidaknyamanan yang terkait dengan dysplasia atay luxacio panggul. FHO tidak menciptakan kembali fungsi pinggul yang normal, operais ini hanya sebagai strategi menghilangkan nyeri saat kucing berjalan. 


Proses Approach operasi Femoral Head Ostectomy

Pada operasi FHO dilakukan penyayatan pada Craniodorsal dari sendi panggul singkatnya seperti gambaran dibawah ini. 




Berikut adalah hasil X-RAY panggul kucing Kontam sebelum dan setelah dilakukan pemotongan Caput Femoralis


Before FHO

After FHO





Bentuk caput femoralis yang sudah di potong

Perawatan pasca operasi FHO

Peawaratn pasaca operasi yang kami lakukan pada kucing kontam adalah pemberian antibiotic, painkiller dan perawatan luka pasca operasi, selain itu karna Kontam juga mengalami atropi dan kekakuan otot dan sendi tungkai, jadi Kontam juga harus melakukan Fisio terapi berupa massage, laser terapi dan atau akupuntur. Dalam artikel ini akan disertakan video sebelum dan setelah Kontam operasi dan Fisiotherapi selama 3 minggu berjalan. Fisio terapi kucing Konrtam dilakukan 2x dalam seminggu. 

KESIMPULAN

Trauma pada sendi panggul kucing dapat mengakibatkan kerusakan yang serius, seperti fraktur tulang panggul atau cedera ligamen dan otot di sekitarnya. Kucing yang mengalami trauma semacam ini biasanya mengalami kesulitan bergerak, disertai dengan nyeri yang hebat, dan bisa saja mengalami ketidakmampuan untuk berjalan atau berdiri dengan normal. Penting untuk segera mendapatkan perawatan medis untuk mengurangi rasa sakit, memfasilitasi proses penyembuhan, dan memulihkan fungsi normal sendi panggul. Prognosisnya dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan cedera, namun dengan perawatan yang tepat, banyak kucing dapat pulih dengan baik dan kembali memiliki kualitas hidup yang baik setelah mengalami trauma sendi panggul.

MEGACOLON PADA KUCING


ETIOLOGI

Megacolon merupakan kondisi pada kucing yang ditandai dengan dilatasi kolon yang persisten dan konstipasi kronis. Kebanyakan kasus terjadi secara idiopatik. Obstruksi mekanis (fraktur pelvis, neoplasia, striktur dan benda asing), pola normal motilitas kolon terganggu, dehidrasi, kurangnya aktifitas fisik dan ketidakjelasan fungsi abnormalitas seperti spinal cord lessions sering kali ditemukan sebagai penyebab megacolon sebelum diagnosa “idiopatik” megacolon dibuat. 

Anamnesa

 Uno merupakan kucing semi outdoor dibawa ke klinik pada tanggal 19 Mei 2024 dengan keluhan lemas dan tidak mau makan. 

Pemeriksaan umum

  •  BERAT BADAN :   4.1 kg 
  •  TEMPERATUR : 38.7 C ( demam ) 
  •  BCS. 4 /5






Pemeriksaan Fisik

Terdapat massa yang sangat keras dan besar dibagian abdomen, hewan terlihat mengejan sesekali

Pemeriksaan ( X - RAY )

Teramati adanya massa dalam jumlah besar pada bagian usus besar (colon) Uno yang diduga adalah feses. 




Pemeriksaan darah lengkap

Dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk melihat tingkat infeksi yang terjadi dan fungsi organ Uno. Pemeriksaan ini wajib dilakukan karena Uno akan menjalani tindakan bedah enterotomy.

Diagnosa

Diagnosa pada kasus megacolon berdasarkan pada rekam medis, pemeriksaan klinis dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang radiografi pada bagian abdomen. Seringkali teramati gejala letargi, penurunan nafsu makan dan ketidakmampuan defekasi dalam jangka waktu yang lama. Dehidrasi, nyeri pada bagian abdomen dan mild mesenteric lymphadenopathy sering kali ditemukan pada pemeriksaan klinis. Pemeriksaan radiografi dapat mengkonfirmasi pembesaran pada kolon, pelvic fracture, massa dan spinal deformities.


Pengobatan 

Terapi pada kasus megacolon bergantung pada beberapa faktor termasuk keparahan dari konstipasi, impaksi feses dan penyebab megacolon itu sendiri. Terapi menggunakan laksativ menjadi opsi pertama. Apabila terapi yang diberikan tidak efektif, disarankan untuk melakukan tindakan bedah enterotomy atau enterectomy. Tindakan bedah enterotomy dilanjutkan dengan rawat inap 1 minggu dengan treatment.

Pencegahan 

Pencegahan pada kasus megacolon didasari pada penyebab utama. Bebeapa hal yang dapat dilakukan dan disarankan untuk mencegah terjadinya keberulangan pada kasus ini meliputi menghindari hewan dari benda asing yang mungkin tertelan dan memberikan tulang kepada hewan peliharaan, menjaga status hidrasi, meningkatkan aktifitas fisik.   


Kesimpulan

Megacolon adalah gangguan saluran cerna berupa pembesaran pada daerah kolon secara persisten yang sebagian besar penyebabnya belum diketahui atau idiopatik. Hewan yang menderita penyakit ini seringkali terlihat lemas, penurunan nafsu makan dan kesulitan saat defekasi atau buang air besar. Pengobatan menggunakan laksatif dapat digunakan namun apabila tidak ada respon yang baik maka tindakan bedah perlu dipertimbangkan. 
















CHLAMYDIOSIS PADA KUCING


ETIOLOGI

Chlamydiosis pada kucing adalah infeksi pada mata disebabkan Chlamydophila felis.
Bakteri Chlamydophila mudah menular antar kucing di segala umur, namun penyakit ini sering ditemukan pada pada anak kucing (umur 5 - 12 minggu) dan kucing dalam suatu komunitas seperti cat-breeder dan shelter kucing.

GEJALA KLINIS 

Tanda-tanda kucing terjangkit Chlamydiosis di antaranya:

Konjungtivitis 

Merupakan peradangan pada konjungtiva/selaput dan kelopak mata, seperti kemerahan, bengkak, bahkan sampai bola mata tidak terlihat. Selain itu biasanya terdapat leleran air mata(belek), awalnya berwarna bening, lama kelamaan jika tidak di treatment akan menjadi berwarna kuning atau kehijauan. 

Demam 

Gejala ini dapat muncul karena demam merupakan reaksi awal tubuh untuk melawan bakteri. 

Lesu 

Kucing terlihat tidak nafsu makan dan malas untuk beraktivitas.

Bersin, flu 

Pada beberapa kasus muncul gejala bersin dan beringus, di kasus-kasus berat yang terlambat ditangani serta imun tubuh kucing buruk, bisa berdampak di paru-paru kucing yang terjangkit infeksi, menyebabkan pneumonia (radang paru-paru). 

DIAGNOSA 

Cara mendiagnosa kucing yang terjangkit infeksi ini, yaitu: 

  • Melihat gejala klinis yang muncul 
  • Pemeriksaan darah (Hematologi) 

Pada pemeriksaan hematologi akan terlihat leukositosis / peningkatan sel darah putih. 
  • X-RAY/ Rongent
Dilakukan apabila menunjukkan gejala flu dan kesulitan bernafas, untuk mengetahui kondisi paru-paru.

PENGOBATAN/ TREATMENT

Treatment yang diberikan untuk kasus ini adalah:

  •  Antibiotik, selama 2-4 minggu.
  • Salep mata 2x sehari.
  • Obat-obatan suportif jika muncul gejala flu (mukolitik dan suplemen imun)
  • Pengangkatan bola mata, jika sudah infeksi berat, dan bola mata sudah rusak/tidak berfungsi lagi. 

PENCEGAHAN 

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk infeksi Chlamydiosis adalah vaksinasi. Meskipun vaksinasi tidak mencegah kucing tertular bakteri tsb, namun vaksinasi akan meminimalisir keparahan penyakit jika terjangkit. Selain itu kebersihan lingkungan yang terjamah oleh kucing juga sangat penting untuk dijaga.

KESIMPULAN 

Infeksi chlamydiosis merupakan infeksi bakteri yang biasa menyerang kitten dengan kondisi system imun yang belum sempurna (usia 5-12 minggu). Infeksi ini bisa dicegah keparahannya jika kitten sudah diberikan vaksinasi. Gejala-gejala yang biasa muncul adalah infeksi pada mata serta saluran nafas bagian atas, serta pasifnya tingkah laku. Jika melihat kucing anda menunjukkan gejala tsb segera bawa ke dokter hewan agar langsung ditangani sehingga infeksi bisa teratasi dan tidak semakin parah. 

Feline Infectious Peritonitis (FIP) Virus Basah Pada Kucing Abu

 

Etiologi

Kucing merupakan salah satu hewan kesayangan yang banyak disukai orang karena tingkahnya yang lucu, gemes dan mudah dipelihara. Tetapi jumlah populasi kucing yang semakin banyak akan berpengaruh dengan kualitas kesehatan kucing. Banyaknya penyakit kucing yang bisa menularkan ke sesama kucing dan manusia. Feline infectious peritonitis (FIP) atau peritonitis menular pada kucing merupakan penyakit viral umumnya fatal pada berbagai jenis kucing, disebabkan oleh Feline corona virus (FCoV) dari genus Alphacoronavirus, famili Coronaviridae (Widhyari et al., 2018). Ada dua serotype FCoV yaitu serotipe I dan II.

Penyebaran utamanya melalui litter box, debu, atau kotoran lain yang terkontaminasi FECV. Pada beberapa kasus malahan tidak menimbulkan tanda klinis sama sekali. Ini yang sering membuat pemilik kucing tidak sadar bahwa kucingnya sudah terinfeksi FECV. Kucing yang terinfeksi FECV tanpa gejala bisa menularkan virus ke kucing lain yang sehat. Entah karena mereka menjilati bulu yang terkena partikel kotor, menggunakan tempat makan yang sama, atau menyentuh litter box.

Tipe basah dicirikan oleh adanya akumulasi cairan di dalam rongga abdomen, rongga dada, atau keduanya. Kucing yang rongga dadanya terakumulasi cairan menyebabkan sulit bernafas, sedangkan kucing dengan cairan dalam rongga abdomen menunjukkan adanya pembesaran abdomen secara progresif. Penyakit tipe basah ini berjalan cepat dan perut kucing akan membuncit karena penimbunan cairan di dalam dada dan perut (Widhyari etal., 2018). Tipe "dry form" atau noneffusive (kering), melibatkan sel darah putih dalam jaringan, dan merupakan respon radang dalam jaringan tersebut. Biasanya organ yang terserang mata, sistem syaraf pusat, liver dan ginjal dsb.



Gejala Klinis

Pasien datang pada tanggal 27 April 2024 jenis hewan kucing bernama Abu umur 3 tahun yang hidupnya semi indoor atau kadang suka keluar rumah, dimana abu sering bertemu dengan banyak kucing liar diluar rumah teramati perutnya semakin membesar terlihat seperti buncit, nafsu makannya semakin menurun tiap hari dan biasanya aktif sekarang lemas. Saat pemeriksaan di ruang poli berat badan abu 3,8 kg mengalami peningkatan suhu 39,8 ̊C, dengan body condition score (BCS) 3 (tiga), saat dilakukan inspeksi dan palpasi abdomen hasilnya terjadi distensi abdominal, turgor kulit lebih dari 2 detik atau lambat yang menandakan dehidrasi dan mukosa mulut terlihat agak pucat.

Diagnosis 

Diagnosa FIP dapat melalui anamnesa, gejala klinis, pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan serologis, ultrasonografi, radiografi, dan analisis darah (kimia darah dan whole blood). Saat menjelaskan kondisi kucing Abu saat ini dimana penyakit yang diduga mengarah ke feline infectious peritonitis (FPIV) virus lebih kuat dilihat dari gejala dan hasil pemeriksaan kepada pemilik. Kucing Abu disarankan untuk melakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan darah lengkap (hematologi dan kimia darah), rapid test FIPV dan abdominocentesis untuk mengetahui apakah diagnosa meneguhkan diagnose penunjangnya. Pemeriksaan Darah Lengkap (Hematologi dan Kimia Darah)

Hasil Cek Darah          

Rapid Test FIP 

Rapid Test FIP bertujuan untuk mendeteksi antibodi Immunoglobulin M (IgM) dan Immunoglobulin G (IgG) dalam darah yang terbentuk ketika terpapar FIP. IgM muncul terlebih dahulu, menjadi tanda awal infeksi. IgG keluar kemudian, timbul reaksi yang lebih spesifik dan lebih kuat terhadap virus. Spesimen (darah/ serum/ plasma) dimasukkan ke dalam alat uji dan diserap dengan sistem kapilaritas, bercampur dengan konjugat pewarna antigen FIP dan mengalir melintasi membran yang telah dilapisi sebelumnya. Menunjukan hasil positif jika level antibody FIP pada sampel berada pada atau di atas batas deteksi tes, sehingga muncul warna pada pita uji (T), sedangkan ketika tingkat antibodi FIP dalam sampel nol atau di bawah batas target, pita uji (T) tidak berwarna, ini menunjukkan hasil negatif (Levy dan Staci, 2014). Hasil rapid test FIP abu menunjukkan hasil positif terlihat munculnya warna pada pita uji (T).

Hasil RAPID TEST FIP

Abdominocentesis 

Pengambilan cairan.
Abdominocentesis merupakan teknik pengambillan cairan dari rongga abdomen. Pengambilan cairan ini dapat dilakukan dengan posisi berdiri ataupun lateral recumbency (Kusumawardhani et al., 2019). Koleksi akumulasi abdominal bertujuan untuk menganalisis keberadaan bakteri, adanya kandungan protein, dan perdarahan (Regmi dan Shah, 2017). Sebelum dilakukan koleksi, daerah abdomen dicukur dan disterilisasi terlebih dahulu. Koleksi cairan abdominal dilakukan dengan menggunakan IV kateter 24G dan syringe 5 ml steril yang diinjeksikan pada rongga peritoneum dan diaspirasi secara berlahan. Hasil aspirasi cairan abdomen ditampung pada wadah steril. Hasil koleksi cairan abdomen berwarna kuning pucat dengan konsitensi cair mengental


Pencegahan 

Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini. Pengobatan yang ada masih berupa pengobatan suportif untuk mengurangi gejala dan mengurangi rasa sakit kucing. Kucing yang sakit dapat bertahan hidup 1 minggu - 1 tahun tergantung kekebalan tubuh dan keparahan penyakit. Menjaga kebersihan tinggal kucing peliharaanmu dengan cara melakukan sanitasi yang rutin . Sanitasi perlu dijaga untuk mencegah penyakit ini seperti dengan menjaga kebersihan kandang dan peralatan, dicuci dengan sabun, deterjen atau desinfektan yang bisa mengurangi resiko kontaminasi bakteri dan virus. Bahan yang murah meriah & cukup efektif adalah larutan kaporit/pemutih + 3 %. Rutinlah mengganti pasir di dalam litter box. Usahakan untuk menjemur pasir tersebut minimal 2 kali seminggu. Jaga kesehatan kucing dengan pemberian nutrisi yang cukup dan baik. Makanan yang berkualitas dan bernutrisi baik bisa membantu memperkuat kekebalan tubuhnya. Pastikan makanan kucing anda mengandung cukup protein, vitamin, dan antioksidan. Jangan biasakan kucing anda berkeliaran bebas keluar rumah, agar tidak terjadinya penularan penyakit dari kucing liar. Bawa periksa dengan rutin untuk pengecekan kesehatan. Apabila kucing peliharaan anda mengalami penurun kondisi segera bawa ke dokter hewan terdekat untuk diperiksa. 

Kesimpulan 

Berdasarkan hasil pemeriksaan pemeriksaan darah lengkap (hematologi fisik dan pemeriksaan penunjang meliputi dan kimia darah), rapid tet FIP dan abdominocentesis kucing Abu terdiagnosa Feline Infectious Peritonitis efusif (basah). Pengobatan yang diberikan memberikan hasil yang baik terhadap penurunan derajat distensi abdomen. Kucing kasus didiagnosa terinfeksi feline infectious peritonitis bentuk efusi yang ditandai dengan terjadi asites. Peneguhan diagnosa dilakukan melalui pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan sistem organ serta pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan hematologi, rontgen, ultrasonografi, biokimia darah, abdominocentesis, dan tes rivalta. Pengobatan yang diberikan memberikan hasil yang baik terhadap penurunan derajat distensi abdomen.