Selasa, 03 Juni 2025

Amputasi Ekor Pada Kucing Yang Mengalami Nekrosa

 


                                              


Anamnesa

Nama kucing : Buna, ras : mix persia, usia : 11 tahun, datang pada tanggal 21 Februari 2025 dibawa oleh pemilik setelah dirawat beberapa hari di klinik hewan lain pasca kecelakaan kelindas kenderaan bermotor.

Pemeriksaan Fisik

Berat badan 3.40 Kg, suhu tubuh demam dengan temperatur 40.10 C. Bagian pangkal ekor bengkak dan saat di palpasi berisi cairan. Hampir seluruh bagian ekor tampak lebam (kebiruan) serta bau. Jaringan mengalami nekrosa di indikasikan hilangnya rasa sakit pada ekor. Buna terlihat lemas dan badannya sedikit kotor saat diperiksa.

Pendahuluan

Amputasi berasal dari kata “amputare”, dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian. Bedah amputasi memiliki tujuan untuk menghilangkan gejala, memperbaiki fungsi, dan menyelamatkan atau memperbaiki kualitas hidup pasien dan mengakibatkan cacat menetap.

Prosedur amputasi dilakukan untuk menghilangkan dan mencegah infeksi yang lebih parah menjalar ke bagian tubuh yang masih sehat. Prosedur ini merupakan jalan terakhir untuk menyelamatkan nyawa pasien dimana sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh pasien secara utuh atau merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi. Dalam prosesnya, amputasi akan dilakukan pemotongan bagian tubuh dengan sekaligus melakukan pengangkatan jaringan-jaringan yang mengalami kerusakan.

Tindakan amputasi tentunya melibatkan beberapa sistem tubuh seperti sistem integumen, sistem syaraf, muskuloskeletal dan sistem cardiovaskuler. Risiko tingkat lanjut akan muncul perubahan prilaku dan tak jarang menimbulkan depresi dan penurunan produktifitas pada pasien.

Tindakan amputasi dapat dilakukan pada kondisi trauma berat atau dengan penyakit vaskuler perifer, akibat dari cedera seperti fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki., kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki, adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konsevatif.


Gejala Klinis

Berdasarkan anamnesa, owner menerangkan bahwa kucingnya seminggu lalu mengalami kecelakaan kelindas kenderaan bermotor. Dengan segera owner membawa ke klinik hewan terdekat, lalu mendapatkan perawatan beberapa hari di klinik tersebut dengan diagnosa sementara cidera traumatis, tulang ekor mengalami patah.

Pasca perawatan tersebut terlihat pembengkakan pada pangkal ekor, dan Buna terlihat sangat kesakitan saat berjalan, dan ekor terlihat tidak bisa digerakkan. Demam, Nafsu makan yang menurun, mendorong owner untuk memeriksa lanjutan pada cidera tulang yang dialami Buna.

Kemudian, owner membawa kucing Buna ke klinik hewan Awal Care dalam keadaan kotor dan lemas. Saat dilakukan pemeriksaan terlihat pembengkakan di pangkal ekor. Palpasi menunjukkan terdapat akumulasi cairan dibawah bagian yang bengkak. Buna juga menunjukkan gejala depresi dan stres ditandai dengan sikap waspada dan tidak nyaman dengan menggeram dan memberikan perlawanan saat dilakukan pemeriksaan. Suhu tubuh juga demam diakibat terjadi peradangan.

Saat dilakukan pemeriksaan ekor, teraba kondisi ekor lembek, benyek mulai membusuk, dan saat berjalan ekor terkulai tidak memberikan respon. Jaringan kulit di bagian ekor terlihat hemoragi dan 90% berwarna lebam (kebiruan) sebagai tanda- tanda kematian jaringan ( nekrosa).

Diagnosis

Berdasarkan gejala klinis, ekor kucing Buna mengalami Infeksi disertai nekrosa jaringan pasca cidera tulang yang patah akibat traumatis. Dilakukan juga pemeriksaan penunjang radiologi dan hematologi.

Adapun pemeriksaan hematologi dilakukan guna mengevaluasi gambaran darah lengkap sebagai acuan sebelum melakukan tindakan operasi amputasi untuk meminimalisir resiko saat operasi dan pasca operasi.

Operasi Amputasi

Persiapan operasi

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan, termasuk pemeriksaan hematologi. Sebelum dilakukan operasi perlu melakukan beberapa persiapan sebagai berikut :

     ·    Hewan dipuasakan paling kurang selama 6 jam.

·  Untuk memastikan kondisi hewan tidak dehidrasi sebelum, saat operasi, dan pasca operasi, dianjurkan pemberian fluid terapi dengan pemasangan infus Nacl/ RL.

· Aseptik jaringan yang mengalami nekrosis atau yang mulai membusuk menggunakan larutan antiseptic seperti Alkohol 70%, Chlrohexidine , H2O2 3% untuk membersihkan dan meghilangkan resiko infeksi di sekitar area permukaan.

         ·  Cukur bulu disekitar area permukaan jaringan yang mengalami nekrosis dan area bagian yang akan di amputasi, untuk memastikan area permukaan tersebut steril.

      ·    Pemberian injeksi antibiotik bisa untuk mencegah infeksi sekunder.

·  Perlu memastikan kepada owner segala resiko baik saat operasi maupun pasca operasi

·    Jika kondisi hewan anemia berat, persiapkan kantong darah untuk tranfusi darah.

·     Pada kucing Buna, kondisi tampak masih baik dan siap untuk dilakukan tindakan amputasi.

      ·    Operasi dilakukan sesuai SOP.




Pasca operasi

Selama masa perawatan dan pemulihan pasca operasi, terapi pengobatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

     ·         Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.

     ·         Untuk memastikan kondisi hewan tidak dehidrasi diberikan infus Nacl/ RL.

·         Dressing luka 2 kali sehari menggunakan Chlrohexidine , untuk membersihkan dan meghilangkan resiko infeksi di sekitar area luka operasi.

           ·         Luka operasi juga diberikan salep kulit, untuk membantu mempercepat kesembuhan luka

     ·         Pemberian NSAID mencegah terjadinya inflamasi

·         Antipirekti diberikan jika kondisi suhu tubuh mengalami demam sesuai dosis yang dianjurkan.

           ·         Pemberian multivitamin seperti B Komplex, dan pakan recovery sangat membantu proses pemulihan.

     ·         Pemberian analgesik sesuai dosis yang dianjurkan

·         Lakukan pemeriksaan hematologi guna mengevaluasi gambaran darah lengkap pasca operasi

 

Kesimpulan


·   Tindakan amputasi dilakukan untuk menghilangkan dan mencegah infeksi yang lebih parah menjalar ke bagian tubuh yang masih sehat.

·    Amputasi merupakan jalan terakhir untuk menyelamatkan nyawa pasien dimana sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan metode lain, atau manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan pasien.

·    Pemotongan atau pengangkatan bagian tubuh bisa dilakukan sekaligus secara utuh atau sebagian pada jaringan-jaringan yang mengalami kerusakan.

·    Prosedur pengangkatan atau pemotongan harus dilakukan dengan sangat teliti dan steril, untuk menghindari komplikasi pasca operasi amputasi.

·    Perawatan post operasi dan pasca operasi sangat banyak membantu tingkat keberhasilan dalam proses kesembuhan.

·    Tidak jarang kucing atau anjing tampak mengalami perubahan prilaku pasca tindakan amputasi (sebagai contoh : amputasi pada bagian extremitas). Oleh karena itu, perhatian lebih dari owner sangat diperlukan pada kondisi seperti tersebut.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar