Kamis, 03 Juli 2025

Tentang Kami



Klinik Hewan yang berdiri pada tanggal 13 September 2014 di Kota Bekasi. Kini memiliki 4 (empat) cabang di Jakarta & Bekasi.

Berikut alamat lengkap ke 4 (empat) lokasi klinik kami :


CABANG BEKASI
📍 Summarecon
Topaz TC B No.17, Harapan Mulya, Medan Satria
Kota Bekasi, Jawa Barat 17413
Telp. 0811-129-2024 (Call/ WhatsApp)

📍 Jatibening
Komplek Ruko Jatibening Plaza No.7-8.
Jl. Caman Raya No.117 Simpang 5, Jatibening, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat 17412
[ Petunjuk Arah ]
Telp. (021) 2210-7185 - 0812-8273-2003 (WhatsApp)

CABANG DKI JAKARTA
📍 Buaran
Jalan Duren Sawit Blok J II No. 6, Klender, Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13470 
[ Petunjuk Arah ]
Telp:  (021) 2298-2483 - 0811-963-4008  (WhatsApp)

📍 Rawamangun

Jl. Pinang Raya No.33, RT.4/RW.8, Rawamangun, Kec. Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13220

[ Petunjuk Arah ]
Telp: (021) 2247-3081 - 0812-9031-1313 (WhatsApp)

Layanan Kami : 


Ingin Melihat Suasana di Klinik Kami Klik Logo Youtube di bawah ini



#Awal Care is Your Pet Solution!





Coccidiosis Pada Kelinci

 







Coccidiosis merupakan penyakit yang meginfeksi saluran pencernaan pada kelinci yang disebabkan oleh protozoa Eimeria spp. Parasite ini menyerang mukosa dari usus, kolon dan epitel dari berbagai jaringan. Selain menginfeksi saluran pencernaan, ada satu spesies yang menginfeksi hati yaitu Eimeria stiedae. Penularan penyakit ini dikarenakan kelinci menelan kista coccidia yang ada di dalam feses kelinci lain. Oosista yang terdapat di dalam feses membutuhkan 2 hari atau lebih untuk menjadi infektif dan kondisi yang lembap menyebabkan oosista bertahan di lingkunan dalam jangka waktu yang lama. Kelinci juga dapat terinfeksi dengan memakan vegetasi yang terkontaminasi oosista.

Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari diare encer, berlendir atau berdarah, lesu dan lethargy, dehidrasi, berat badan menurun, bahkan kematian terutama pada kelinci muda. Keparahan infeksi coccidia tergatung dari spesies Eimeria, serta kondisi imun kelinci, usia serta tingkat stress

Diagnosa biasanya dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis feses untuk mencari kista coccidia. Untuk mengetahui spesies coccidia yang spesifik mungkin diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Differensial diagnosa untuk coccidiosis adalah bacterial enteritis, intususepsi. Jika gejala sudah mengarah ke hati (anoreksia, hepatomegaly dan jaundice) pertimbangkan kausa lain dari hepatitis, hepatic lipidosis atau neoplasia.

KASUS

Kelinci Risi datang dikarenakan tidak mau makan, lemas, feses agak berlendir. Pemilik baru mengetahui kondisinya karena baru dari luar kota selama 2 hari. Pemeriksan fisik didapatkan berat badan 2,1kg (menurun dari terakhir cek up), suhu 37,70C (hypothermia), dehidrasi dan mukosa kekuningan (jaundice). Dari hasil pemeriksaan fisik diputuskan untuk kelinci Risi dilakukan rawat inap, serta dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu pemeriksaan darah dan natif mikroskop.


DIAGNOSA

Kelinci Risi dilakukan pemeriksaan darah dan natif mikroskop, namun dikarenakan kondisi kelinci Risi yang sudah dehidrasi sehingga darah yang didapat hanya cukup untuk pemeriksaan fungsi organ. Dari haril pemeriksaan darah sudah ada penurunan fungsi organ hati dan ginjal. Serta dari hasil natif mikroskop terlihat adanya oosista yang cukup banyak dalam satu bidang pandang.

PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN

Kelinci Risi saat rawat inap dilakukan pemasangan infus dan dikarenakan kelinci tidak boleh berhenti makan, selama Kelinci Risi menolak makan sendiri, Risi akan disuap makan melalui syringe. Selain itu, juga diberikan antibiotik, prokinetic dan vitamin.

Untuk pencegahan di rumah disarankan untuk menjaga sanitiasi kandang dengan baik, terutama karena kelinci merupakan hewan coprofagi (memakan fesesnya sendiri), sehingga dapat menyebabkan mereka re-infeksi dirinya sendiri. Menjaga alas di kandang kelinci kering, letakkan makanan kelinci pada mangkuk yang bersih atau rak khusus untuk hay, sehingga menghindari kelinci makan dari lantai atau alas kandang. Hindari memelihara kelinci terlalu banyak dalam 1 lingkungan dan jangan langsung memasukkan kelinci yang baru datang dengan yang sudah lama.

KESIMPULAN

Coccidiosis merupakan penyakit parasit protozoa dari Eimeria spp. yang umumnya menyerang saluran pencernaan, sehingga menyebabkan gejala seperti diare berlendir bahkan berdarah, untuk kelinci muda bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain menyerang saluran pencernaan, ada satu spesies yang menyerang hati, yaitu Eimeria stiedae. Untuk pengobatan coccidiosis diberikan antibiotik, jika tingkat infeksi cukup berat disarankan untuk rawat inap sehingga pengobatan dan perawatan bisa lebih intensif. Penularan penyakit ini dikarenakan lingkungan tempat tinggal kelinci terkontaminasi dengan oosista sehingga tertelan saat kelinci makan atau saat coprofagi. Sehingga untuk pencegahannya disarankan untuk menjaga kebersihan lingkungan kelinci serta menjaga agar beddingnya kering. Banyaknya kelinci dalam 1 lingkungan juga merupakan faktor penularan yang tinggi, sehingga memang disarankan untuk membatasi jumlah kelinci yang dipelihara dalam satu lingkungan.