Kamis, 02 Januari 2025

VULNUS MORSUM PADA ANJING

 




Etiologi

Anjing adalah merupakan salah satu hewan kesayangan yang banyak dipelihara untuk dijadikan teman bermain dan penjaga rumah, karena anjing memiliki indera yang sensitif sehingga mudah dekat dengan manusia dan setia. Anjing yang dekat dengan manusia biasanya suka diajak main, tidur bersama dan diberikan latihan. Walaupun begitu anjing tetap memiliki naluri alami untuk melalukan penyerangan apabila kondisinya merasa terancam dengan kehadiran manusia dan hewan lainnya. Sehingga terjadinya perkelahian dengan manusia atau hewan lain yang mengakibatkan adanya vulnus (luka) di tubuh anjing.

Menurut Aminuddin et al. (2020), luka dapat diklasifikasikan sebagai luka ringan, sedang, dan parah; luka kecil hingga besar; luka dangkal hingga dalam; luka bakar, memar, crush injury, dan luka tembak, serta; luka akut hingga kronis. Luka berdasarkan penyebabnya, yaitu terdapat vulnus contussum (luka memar), vulnus abrasi (luka lecet), vulnus laceratum (luka robek), vulnus punctum (luka tusuk), vulnus schlopetum (luka tembak), vulnus morsum (luka gigitan), vulnus incisivum (luka sayat) (Lazarus et al., 1994). Vulnus morsum merupakan luka mekanik yang diakibatkan oleh gigitan hewan, umumnya akibat gigitan anjing. Derajat keparahan vulnus morsum tergantung dari gerakan mekanik hewan penggigit, semakin dalam dan kuat cengkraman rahang hewan tersebut, maka luka yang dihasilkan akan semakin parah, bahkan dapat menyebabkan kematian (Klainbart et al., 2021; Chrisnanta dan Fitri, 2018).

Gejala Klinis

Pasien datang pada tanggal 25 Agustus 2024 jenis hewan anjing Bernama bino dengan kisaran umur 4 tahun. Bino adalah anjing berpemilik  yang sering diajak main oleh pemiliknya jalan-jalan sekitar komplek rumah. Saat sedang jalan ada anjing mix corgi yang menyerang bino sehingga ada luka gigitan ditelinga dan leher sebelah kiri disertai perdarahan yang cukup banyak. Saat diperiksaan di ruang poli berat badan boni 22,4 kg, suhu tubuh 38,9  ̊C, body condition score (BCS) 5 (lima), luka gigitan mengalami robekan di daun telinga dan leher.

Diagnosis

Diagnosa vulnus morsum dapat diketahui melalui anamnesa dan gejalan klinis. Setelah melalukan pemeriksaan fisik dan mengetahui anamanesa anjing boni, maka dijelaskan kepada pemilik bahwa boni harus dilakukan tindakan jahit vulnus (luka). Untuk mengetahui Tingkat infeksi yang dialami karena vulnus morsum makan boni dilakukan pemeriksaan darah hematologi sebagai pemeriksaan penunjang.

Hasil pemeriksaan darah hematologi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan MID, HGB (hemoglobin), HCT (hematocrit), MCV (mean corpuscular mean) dan MCH (mean corpuscular hemoglobin), penurunan RDW-CV (red cell distribution width - coefficient of variation), PLT (platelet) dan MPV (mean platelet volume). MID meningkat merupakan adanya infeksi dan peradangan yang akut dalam tubuh pasien, HGB dan HCT meningkat merupakan respon shock, MCV meningkat menyiratkan sel besar yang tidak normal, yaitu makrosit yang disebut anemia makrositik, MCH merupakan meningkat hemoglobin lebih tinggi dari normal dikarenakan anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat yang disebut anemia makrositik. Penurunan RDW-CV disebabkan dari respon anemia. PLT turun merupakan keadaan jumlah trombosit yang rendah di bawah kadar normal, hal ini dapat terjadi akibat adanya infeksi dan perdarahan atau hemoragi  di dalam  tubuh  pasien. Penurunan MPV merupakana indikasi dari penurunan trombosit.

Pengobatan

Anjing boni dilakukan tindakan operasi jahit luka dan perawatan pasca operasi selama 11 hari sampai lukanya sembuh. Selama rawat inap boni diberikan terapi infus NaCL 2 botol sehari selama 5 hari, antibiotik injeksi selama 7 hari, analgesik injeksi selama 5 hari, antiperdarahan injeksi selama 5 hari, deuretik injeksi selama 5hari, vitamin injeksi selama 7 hari. Setelah 7 hari anjing boni diberikan terapi antibiotik oral dan vitamin oral.

Kondisi boni pasca operasi mengalami pemulihan yang cukup lama, karena mau makan sendiri tanpa disuap kalau makan dari yang disediakan pemilik, sedikit agresif saat lukanya diobatin dan jahitan dekat lipatan leher agak lama kering.


Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya vulnus morsum dari gigitan anjing perlu dilakukan mengajak anjing peliharaan bermain ke wilayah yang aman. Dan pengecekan situasi lingkungan apakah lingkungan merupakan banyak anjing yang tidak agresif sebelum mengajak anjing peliharaan bermain keluar rumah.

Kesimpulan

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis dan hematologi darah dapat disimpulkan anjing boni terdiagnosa vulnus morsum dengan prognosa dibius – fausta. Penanganan yang dilakukan adalah operasi jahit lukaa. Pengobatan yang diberikan infus NaCL, injeksi antibiotik, injeksi analgesik, injeksi antiperdarahan, injeksi deuretik dan injeksi vitamin pada 1 minggu pertama, kemudian diberikan antibiotik dan vitamin oral sampai hari ke 11.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar