Etiologi
Anjing
adalah merupakan salah satu hewan kesayangan yang banyak dipelihara untuk
dijadikan teman bermain dan penjaga rumah, karena anjing memiliki indera yang
sensitif sehingga mudah dekat dengan manusia dan setia. Anjing yang dekat
dengan manusia biasanya suka diajak main, tidur bersama dan diberikan latihan. Walaupun
begitu anjing tetap memiliki naluri alami untuk melalukan penyerangan apabila
kondisinya merasa terancam dengan kehadiran manusia dan hewan lainnya. Sehingga
terjadinya perkelahian dengan manusia atau hewan lain yang mengakibatkan adanya
vulnus (luka) di tubuh anjing.
Menurut
Aminuddin et al. (2020), luka dapat diklasifikasikan sebagai luka ringan,
sedang, dan parah; luka kecil hingga besar; luka dangkal hingga dalam; luka
bakar, memar, crush injury, dan luka tembak, serta; luka akut hingga kronis. Luka
berdasarkan penyebabnya, yaitu terdapat vulnus contussum (luka memar), vulnus
abrasi (luka lecet), vulnus laceratum (luka robek), vulnus punctum (luka
tusuk), vulnus schlopetum (luka tembak), vulnus morsum (luka gigitan), vulnus
incisivum (luka sayat) (Lazarus et al., 1994). Vulnus morsum
merupakan luka mekanik yang diakibatkan oleh gigitan hewan, umumnya akibat
gigitan anjing. Derajat keparahan vulnus morsum tergantung dari gerakan mekanik
hewan penggigit, semakin dalam dan kuat cengkraman rahang hewan tersebut, maka
luka yang dihasilkan akan semakin parah, bahkan dapat menyebabkan kematian
(Klainbart et al., 2021; Chrisnanta dan Fitri, 2018).
Gejala
Klinis
Pasien
datang pada tanggal 25 Agustus 2024 jenis hewan anjing Bernama bino dengan
kisaran umur 4 tahun. Bino adalah anjing berpemilik yang sering diajak main oleh pemiliknya
jalan-jalan sekitar komplek rumah. Saat sedang jalan ada anjing mix corgi yang
menyerang bino sehingga ada luka gigitan ditelinga dan leher sebelah kiri
disertai perdarahan yang cukup banyak. Saat diperiksaan di ruang poli berat
badan boni 22,4 kg, suhu tubuh 38,9 ̊C,
body condition score (BCS) 5 (lima), luka gigitan mengalami robekan di daun
telinga dan leher.
Diagnosis
Diagnosa
vulnus morsum dapat diketahui melalui anamnesa dan gejalan klinis. Setelah
melalukan pemeriksaan fisik dan mengetahui anamanesa anjing boni, maka
dijelaskan kepada pemilik bahwa boni harus dilakukan tindakan jahit vulnus
(luka). Untuk mengetahui Tingkat infeksi yang dialami karena vulnus morsum
makan boni dilakukan pemeriksaan darah hematologi sebagai pemeriksaan
penunjang.
Hasil
pemeriksaan darah hematologi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan MID, HGB
(hemoglobin), HCT (hematocrit), MCV (mean corpuscular mean) dan MCH (mean
corpuscular hemoglobin), penurunan RDW-CV (red cell distribution width -
coefficient of variation), PLT (platelet) dan MPV (mean platelet volume). MID
meningkat merupakan adanya infeksi dan peradangan yang akut dalam tubuh pasien,
HGB dan HCT meningkat merupakan respon shock, MCV meningkat menyiratkan sel
besar yang tidak normal, yaitu makrosit yang disebut anemia makrositik, MCH
merupakan meningkat hemoglobin lebih tinggi dari normal dikarenakan anemia
defisiensi vitamin B12 dan asam folat yang disebut anemia makrositik. Penurunan
RDW-CV disebabkan dari respon anemia. PLT turun merupakan keadaan jumlah trombosit yang rendah di bawah
kadar normal, hal ini dapat terjadi akibat adanya infeksi dan perdarahan atau
hemoragi di dalam tubuh
pasien. Penurunan MPV merupakana indikasi dari penurunan trombosit.
Pengobatan
Anjing
boni dilakukan tindakan operasi jahit luka dan perawatan pasca operasi selama
11 hari sampai lukanya sembuh. Selama rawat inap boni diberikan terapi infus
NaCL 2 botol sehari selama 5 hari, antibiotik injeksi selama 7 hari, analgesik
injeksi selama 5 hari, antiperdarahan injeksi selama 5 hari, deuretik injeksi
selama 5hari, vitamin injeksi selama 7 hari. Setelah 7 hari anjing boni
diberikan terapi antibiotik oral dan vitamin oral.
Kondisi
boni pasca operasi mengalami pemulihan yang cukup lama, karena mau makan
sendiri tanpa disuap kalau makan dari yang disediakan pemilik, sedikit agresif
saat lukanya diobatin dan jahitan dekat lipatan leher agak lama kering.
Pencegahan
Untuk
mencegah terjadinya vulnus morsum dari gigitan anjing perlu dilakukan mengajak
anjing peliharaan bermain ke wilayah yang aman. Dan pengecekan situasi
lingkungan apakah lingkungan merupakan banyak anjing yang tidak agresif sebelum
mengajak anjing peliharaan bermain keluar rumah.
Kesimpulan
Berdasarkan
anamnesa, pemeriksaan klinis dan hematologi darah dapat disimpulkan anjing boni
terdiagnosa vulnus morsum dengan prognosa dibius – fausta. Penanganan yang
dilakukan adalah operasi jahit lukaa. Pengobatan yang diberikan infus NaCL,
injeksi antibiotik, injeksi analgesik, injeksi antiperdarahan, injeksi deuretik
dan injeksi vitamin pada 1 minggu pertama, kemudian diberikan antibiotik dan
vitamin oral sampai hari ke 11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar