Definisi
Konstipasi merupakan masalah yang sangat umum pada hewan peliharaan, terutama
pada kucing setengah baya hingga lanjut usia. Dalam istilah medis, konstipasi
didefinisikan sebagai kesulitan mengeluarkan feses dari kolon (usus besar),
masalah yang dialami sebagian besar pemilik hewan peliharaan. Namun, bila sembelit terjadi secara sering dan parah meskipun semua
upaya telah dilakukan untuk mengatasinya, proses penyakit ini disebut sebagai
obstipasi. Obstipasi secara efektif menunjukkan hilangnya fungsi normal usus
besar secara permanen. Sebagian besar pasien hewan yang menderita sembelit adalah
kucing (meskipun anjing juga dapat mengalaminya). Usus besar mereka tampaknya
paling rentan mengalami kehilangan fungsi normal yang menyebabkan sembelit.
Sayangnya, kehilangan fungsi ini bukanlah satu-satunya masalah. Itu karena pada
akhirnya, sembelit berujung pada sindrom yang disebut megakolon.
Megakolon didefinisikan sebagai hasil akhir dari dilatasi usus besar
yang ekstrem (biasanya setelah banyak serangan sembelit tetapi juga sebagai
hasil dari satu perjuangan panjang dalam proses ini). Dalam beberapa
kasus, megakolon dapat terjadi setelah sejumlah besar tinja telah menggelembung
cukup lama hingga merusak saraf di sana secara permanen. Trauma pada panggul
yang mengakibatkan penyumbatan saluran normal tinja adalah contoh umum
bagaimana hal ini dapat terjadi. Namun, penyakit apa pun yang menyebabkan
penyumbatan fungsional bahan tinja dapat menyebabkan megakolon. Meskipun demikian, penyebab bentuk konstipasi ekstrem yang kita sebut
megakolon (atau sindrom megakolon) ini dianggap idiopatik pada sebagian besar
kucing. Artinya, kita tidak memiliki pemahaman pasti mengapa hewan peliharaan ini
sangat menderita. Namun, agaknya ini adalah penyakit otot polos usus besar dan
penelitian tentang penyebabnya masih berlangsung.
Gejala Klinis
Tanda pertama masalah dalam kasus ini biasanya bermanifestasi
sebagai sembelit sederhana. Sembelit sering kali mudah dikenali oleh pemilik
yang secara rutin memantau kebiasaan buang air hewan peliharaan mereka. Baik
dengan mengajak anjing mereka jalan-jalan atau mengamati kucing mereka
menggunakan kotak pasir, pemilik yang jeli dapat memperhatikan salah satu tanda
berikut:
l
Mengejan saat
buang air besar (tetap dalam posisi membungkuk lebih lama dari biasanya dan mengerahkan tenaga perut berulang kali)
l
Produksi tinja
lebih sedikit dari biasanya
l
Produksi tinja
yang lebih keras dan/atau lebih kering dari biasanya
l
Buang air besar
di dalam ruangan (anjing) atau di luar kotak kotoran (kucing)
l
Mengeluarkan
feses cair dalam jumlah sedikit (dengan atau tanpa lendir dan/atau darah)
secara berkala dengan feses padat bercampur
l
Dengan atau tanpa
perhatian medis, hewan peliharaan yang menderita penyakit yang lebih parah
(sembelit dan megakolon) biasanya akan berkembang hingga menunjukkan
tanda-tanda berikut yang muncul secara berulang dan tidak dapat ditangani
l
Kurangnya nafsu
makan
l
Muntah
l
Penurunan berat
badan
l
Dehidrasi
Peneguhan Diagnosa
Diagnosis konstipasi biasanya dicapai melalui pengamatan
pemilik terhadap satu atau beberapa tanda di atas, pemeriksaan fisik yang
menunjukkan tinja padat di perut, dan/atau sinar-X yang menjelaskan masalahnya.
Namun, diagnosis konstipasi dan megakolon biasanya memerlukan riwayat masalah
berulang yang lebih lama atau bukti masalah mendasar yang menyebabkan gangguan
tersebut.
Tes dan prosedur berikut dapat dilakukan sebagai bagian dari
proses diagnostik:
l
Pemeriksaan fisik
l
Pemeriksaan
neurologis
l
CBC (hitung darah
lengkap)
l
Kimia (skrining
biokimia)
l Analisis urin
l
Sinar-X
l
Studi barium
l
Pemindaian CT
l
Endoskopi
(kolonoskopi)
l
Biopsi
Penanganan
Pengobatan konstipasi dan megakolon saat ini dipandang
sebagai salah satu dari sedikit contoh penyakit medis parah yang dapat
disembuhkan dengan pilihan pembedahan. Prosedur kolektomi subtotal dianggap
sebagai pendekatan standar emas untuk kondisi yang parah ini. Namun, pendekatan
medis berikut ini sering dilakukan sebelum pembedahan:
l
Enema dan
pembuangan feses secara rutin
l
Hidrasi yang
sering (secara intravena atau subkutan)
l
Diet tinggi serat
l
Psyllium, labu
kalengan atau sumber serat lainnya
l
Petroleum jelly
atau pencahar lainnya
l
Laktulosa (sirup
gula jinak yang berfungsi untuk menarik air ke dalam usus besar dan melembabkan
tinja)
l
Cisapride (obat
yang dirancang untuk meningkatkan kontraksi otot polos dan membuat usus besar
bekerja kembali)
Namun, Colektomi subtotal tetap menjadi pengobatan utama bagi sebagian besar penderita. Tujuannya adalah untuk membuang sebagian besar usus besar dan dengan demikian menghilangkan organ yang menjadi penyebab tanda-tanda yang ditunjukkan hewan peliharaan
Contoh Kasus
Kucing bernama Lily sudah
mengalami konstipasi berulang selama kurang lebih 1 tahun, pada bulan desember
2024 kucing lily kembali menunjukkan gejala tidak mau makan, abdominal pain,
merejan berlebihan, dan juga muntah. Sehingga disarankan untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut yaitu X-ray. Dari hasil tampak feses yang berukuran
sangat besar dan colon juga membesar. Dan langsung disarankan untuk operasi Colectomy subtotal, dimana bagian Colon diangkat.
Dokumentasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar