Senin, 20 Januari 2025

Obstipasi dan Megacolon

 




Definisi


            Konstipasi merupakan masalah yang sangat umum pada hewan peliharaan, terutama pada kucing setengah baya hingga lanjut usia. Dalam istilah medis, konstipasi didefinisikan sebagai kesulitan mengeluarkan feses dari kolon (usus besar), masalah yang dialami sebagian besar pemilik hewan peliharaan. Namun, bila sembelit terjadi secara sering dan parah meskipun semua upaya telah dilakukan untuk mengatasinya, proses penyakit ini disebut sebagai obstipasi. Obstipasi secara efektif menunjukkan hilangnya fungsi normal usus besar secara permanen. Sebagian besar pasien hewan yang menderita sembelit adalah kucing (meskipun anjing juga dapat mengalaminya). Usus besar mereka tampaknya paling rentan mengalami kehilangan fungsi normal yang menyebabkan sembelit. Sayangnya, kehilangan fungsi ini bukanlah satu-satunya masalah. Itu karena pada akhirnya, sembelit berujung pada sindrom yang disebut megakolon.


Megakolon didefinisikan sebagai hasil akhir dari dilatasi usus besar yang ekstrem (biasanya setelah banyak serangan sembelit tetapi juga sebagai hasil dari satu perjuangan panjang dalam proses ini). Dalam beberapa kasus, megakolon dapat terjadi setelah sejumlah besar tinja telah menggelembung cukup lama hingga merusak saraf di sana secara permanen. Trauma pada panggul yang mengakibatkan penyumbatan saluran normal tinja adalah contoh umum bagaimana hal ini dapat terjadi. Namun, penyakit apa pun yang menyebabkan penyumbatan fungsional bahan tinja dapat menyebabkan megakolon. Meskipun demikian, penyebab bentuk konstipasi ekstrem yang kita sebut megakolon (atau sindrom megakolon) ini dianggap idiopatik pada sebagian besar kucing. Artinya, kita tidak memiliki pemahaman pasti mengapa hewan peliharaan ini sangat menderita. Namun, agaknya ini adalah penyakit otot polos usus besar dan penelitian tentang penyebabnya masih berlangsung.


Gejala Klinis

Tanda pertama masalah dalam kasus ini biasanya bermanifestasi sebagai sembelit sederhana. Sembelit sering kali mudah dikenali oleh pemilik yang secara rutin memantau kebiasaan buang air hewan peliharaan mereka. Baik dengan mengajak anjing mereka jalan-jalan atau mengamati kucing mereka menggunakan kotak pasir, pemilik yang jeli dapat memperhatikan salah satu tanda berikut:

 

l   Mengejan saat buang air besar (tetap dalam posisi membungkuk lebih lama dari biasanya dan mengerahkan tenaga perut berulang kali)

l   Produksi tinja lebih sedikit dari biasanya

l   Produksi tinja yang lebih keras dan/atau lebih kering dari biasanya

l   Buang air besar di dalam ruangan (anjing) atau di luar kotak kotoran (kucing)

l   Mengeluarkan feses cair dalam jumlah sedikit (dengan atau tanpa lendir dan/atau darah) secara berkala dengan feses padat bercampur

l   Dengan atau tanpa perhatian medis, hewan peliharaan yang menderita penyakit yang lebih parah (sembelit dan megakolon) biasanya akan berkembang hingga menunjukkan tanda-tanda berikut yang muncul secara berulang dan tidak dapat ditangani

l   Kurangnya nafsu makan

l   Muntah

l   Penurunan berat badan

l   Dehidrasi

 

Peneguhan Diagnosa

Diagnosis konstipasi biasanya dicapai melalui pengamatan pemilik terhadap satu atau beberapa tanda di atas, pemeriksaan fisik yang menunjukkan tinja padat di perut, dan/atau sinar-X yang menjelaskan masalahnya. Namun, diagnosis konstipasi dan megakolon biasanya memerlukan riwayat masalah berulang yang lebih lama atau bukti masalah mendasar yang menyebabkan gangguan tersebut.

Tes dan prosedur berikut dapat dilakukan sebagai bagian dari proses diagnostik:

 

l   Pemeriksaan fisik

l   Pemeriksaan neurologis

l   CBC (hitung darah lengkap)

l   Kimia (skrining biokimia)

l   Analisis urin

l   Sinar-X

l   Studi barium

l   Pemindaian CT

l   Endoskopi (kolonoskopi)

l   Biopsi


Penanganan

Pengobatan konstipasi dan megakolon saat ini dipandang sebagai salah satu dari sedikit contoh penyakit medis parah yang dapat disembuhkan dengan pilihan pembedahan. Prosedur kolektomi subtotal dianggap sebagai pendekatan standar emas untuk kondisi yang parah ini. Namun, pendekatan medis berikut ini sering dilakukan sebelum pembedahan:

l   Enema dan pembuangan feses secara rutin

l   Hidrasi yang sering (secara intravena atau subkutan)

l   Diet tinggi serat

l   Psyllium, labu kalengan atau sumber serat lainnya

l   Petroleum jelly atau pencahar lainnya

l   Laktulosa (sirup gula jinak yang berfungsi untuk menarik air ke dalam usus besar dan melembabkan tinja)

l   Cisapride (obat yang dirancang untuk meningkatkan kontraksi otot polos dan membuat usus besar bekerja kembali)

Namun, Colektomi subtotal tetap menjadi pengobatan utama bagi sebagian besar penderita. Tujuannya adalah untuk membuang sebagian besar usus besar dan dengan demikian menghilangkan organ yang menjadi penyebab tanda-tanda yang ditunjukkan hewan peliharaan



Contoh Kasus

Kucing bernama Lily sudah mengalami konstipasi berulang selama kurang lebih 1 tahun, pada bulan desember 2024 kucing lily kembali menunjukkan gejala tidak mau makan, abdominal pain, merejan berlebihan, dan juga muntah. Sehingga disarankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu X-ray. Dari hasil tampak feses yang berukuran sangat besar dan colon juga membesar. Dan langsung disarankan untuk operasi Colectomy subtotal, dimana bagian Colon diangkat.

Dokumentasi 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar