Senin, 12 Mei 2025

PENANGANAN KASUS PANLEUKOPENIA PADA KUCING

 


Oleh : Yandra Pratama

Mahasiswa Magang jurusan Peternakan & kesehatan Hewan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuah




2.1    Feline panleukopenia virus (FPV)

Feline panleukopenia (FPV) adalah sindrom penyakit klinis yang disebabkan oleh infeksi carnivore protoparvovirus 1. Deteksi urutan DNA mirip parvovirus endogen yang terdapat dalam genom dari sejumlah spesies karnivora memberikan bukti bahwa parvovirus kemungkinan telah hidup di dalam tubuh karnivora selama jutaan tahun. Feline panleukopenia adalah penyakit virus yang paling lama telah diketahui pada kucing (Barrs, 2019). Leal et al. 2020) juga menyatakan bahwa carnivore protoparvovirus 1 merupakan anggota famili Parvoviridae (subfamili Parvovirinae, genus Protoparvovirus). Protoparvovirus adalah virus ikosahedral berukuran kecil yang tidak terbungkus amplop dan memiliki genom DNA untai tunggal.

Penularan dari kucing sakit ke kucing sehat selain melalui fekal-oral dapat juga melalui muntahan, urin, leleran mata, maupun leleran hidung. Virus panleukopenia masuk ke dalam tubuh dan bereplikasi pada sel yang aktif membelah seperti sumsum tulang belakang, jaringan limfoid, epitel usus halus, cerebellum, dan retina pada kucing neonatal sehingga menyebabkan panleukopenia, ataksia, inkoordinasi gerak, maupun gangguan penglihatan pada hewan muda (Truyen et al., 2009).

Kucing yang dipelihara sejak kecil memiliki kemungkinan lebih kecil terjangkit feline panleukopenia. Kucing yang dipelihara sejak kecil bersama dengan induknya biasanya memiliki antibodi maternal yang cukup. Bila induk kucing sudah divaksin, maka kucing tersebut akan memiliki kekebalan terhadap infeksi FPV (Putri et al., 2020).

Klasifikasi virus (Leal et al., 2020): Grub :Grub II (Virus DNA untai tunggal) Famili : Parvoviridae

Sub famili : Parvovirinae

Genus : Protoparvovirus

Spesies : Virus Feline Panleukopenia

2.1    Gejala Klinis dari FPV

Anak kucing dan kucing muda dengan gejala klinis demam dan vomit dapat dicurigai. Anak kucing yang terlahir dengan penyakit cerebellar, memiliki tingkat kecurigaan yang tinggi terhadap penyakit ini. Penyakit berlangsung akut dengan masa inkubasi 2-9 hari. Penderita tidak mau makan, lesu, muntah, demam, dan mengalami dehidrasi. Selaput lendir mulut dan pangkal tekak kering, mengalami kongesti, bau mulut busuk (foetor ex ore), saat palpasi daerah abdomen terasa penebalan usus. Beberapa mengalami diare. Kebanyakan ususnya kosong, dan berisi detritus bewarna kuning (Sandi, 2022).

Feline panleukopenia ditandai dengan gejala awal yang khas, yaitu demam, depresi, dan anoreksia. Kucing awalnya mungkin muntah dengan frekuensi yang lebih rendah, kemudian berkembang menjadi diare hingga perdarahan. Kucing yang mati karena penyakit ini dapat disebabkan oleh komplikasi dari infeksi bakteri sekunder, sepsis, dan dehidrasi. Angka kematian pada kasus ini mencapai 25-90% pada kasus akut, sedangkan pada infeksi akut adalah 100% (Carney et al., 2012).

2.1    Penanganan FPV

Disini kucing yang terkena FPV bernama Ninuk dan ras domestik yang di ruang infeksius klinik hewan awal care cabang buaran dengan keadaan lemas, penurunan nafsu makan, muntah dan diare.

Penanganan dilakukan oleh dokter hewan dan paramedic secara langsung di klinik selama 8 hari. Selama 8 hari tersebut dokter hewan dan paramedik melakukan pengobatan secara rutin agar kesembuhan kucing tersebut maksimal, Pengobatan yang diberikan pada kucing ninuk tersebut melalui oral dan injeksi.

Pada kasus ini ada beberapa pemberian obat seperti antibiotic, multivitamin, anti muntah, terapi cairan infus, dan anti diare.

Tujuan pemberian obat antibiotik adalah untuk mencegah atau mengobati infeksi dengan cara menurunkan dan mengeliminasi bakteri sampai daya tahan tubuh sendiri dapat mengatasi organisme pathogen tersebut. Multivitamin diberikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki metabolism tubuh dan membantu mempercepat pertumbuhan. Anti muntah dan anti diare diberikan hanya ketika ada gejala muntah dan diare simptomatik sedangkan pemberian terapi cairan infus bertujuan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat muntah dan diare. Terapi cairan diberikan kira-kira sekitar 50 ml/kg berat badan per hari.

3.1    Kesimpulan

Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan klinis yang dilakukan pada kucing Ninuk, diagnose mengarah pada feline panleukopenia virus. Diagnose tersebut juga berdasarkan temuan di rawat inap dimana kucing Ninuk mengalami muntah, diare, lemas, dan tidak mau makan. Kucing tersebut belum pernah di vaksin. Pengobatan yang dilakukan dengan pemberian antibiotic, anti muntah, anti diare, multivitamin dan terapi cairan infus.


DAFTAR PUSTAKA

Arlis,      S.      (2017). Diagnosis      Penyakit      Radang      Sendidengan Metode

Certainty factor. Sains -Sains dan Teknologi Informasi, 3(1).

Barrs, V. R. 2019. Feline panleukopenia A Re-emergent Disease. Vet Clin North Am Small Anim Pract. 49(4):651-670.

Carney, Hazel C., Little, Susan, Brownlee T., Dawn, Harvey, Andrea M., Mattox, Erica, Robertson, Sheilah, Rucinsky, Renee, Manley, Donna S. (2012). AAFP and ISFM feline-friendly nursing care guidelines. Journal of Feline Medicine and Surgery, 14(5), 337–349.

Decaro, N., Buonavoglia, D., Desario, C., Amorisco, F., Colaianni, M. L., Parisi, A., Terio< V., Elia, G., Lucente, M. S., Cavalli, A., Martella, V., & Buonavoglia, C. (2010). Characterisation of canine parvovirus strains isolated from cats with feline panleukopenia. Research in veterinary Science, 89(2), 275-278.

Hartmann, K. (2017). Felin Panleukopenia Update on Prevention. The Thai Journal of Veterinary Medicine, 47, S101-S104.

Kusumawardhani, S>W., Chandra A.H., Yehuda L>A., dan Viska M. Widyaastuti.2019. Catatan Dokter Hewan: Penyakit Infeksius pada Kucing. IPB press. Bogor. 1-14.

Leal, E., Liang R., Liu Q., Villanova, F., Shi, L., Liang, L., Li J., Witkin, S. S., Cui, S. 2020. Regional adaptations and parallel mutations in Feline 24 panleukopenia virus strains from China revealed by nearly-full length genome analysis. Plos One. 15(1):1-15.

Putri R, Sumiarto B, Mulyani GT. 2020. Faktor-Faktor Resiko Panleukopenia pada Kucing Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Sain Veteriner 38(3): 206-213.

Sandi.2022.penganganan kasus panleukopenia pada kucing di Klinik Hewan Jogja.Universitas Jambi.

Syafriati, T. A. T. T. Y. (2004). Deteksi Antibodi Penyakit Feline Panleukopenia Pada Kucing Dengan Menggunakan Teknik Elisa. Semin. Nas. Teknol. Peternak. dan Vet, 761-766.

Truyen U, Addie D, Belak S, Boucraut-Baralon C, Egberink H, Frymus T, Gruffydd-Jones, Hartmann K, Hosie MJ, Lloret A, Lutz H, Marsilio F, Pennisi MG, Radford AD, Thiry EL, Horzinek MJ. 2009. Feline Panleukopenia Abcd Guideline on Prevention and Management. Journal of Feline Medicine and Surgery 11: 538-546.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar